Kamis, 29 Oktober 2020

Ebook Sentra Cooking Challenge






🎉 Sentra Cooking Challenge🎉

Siap menerima tantangan?💪🏻

Buat Ayahbunda2 yang selalu membersamai ananda bermain belajar di sekolah di Bulan Ramadhan spesial ini

💓Sekolah Mentari punya challenge keren dan menarik, wajib ikutan ya supaya kita semua punya kenangan Ramadhan Keluarga Mentari2020 😍👏

Bagaimana Caranya

1. Sentra Cooking Sekolah Mentari menantang Ayahbunda dan ananda beraktivitas bersama menyiapkan hidangan berbuka dan atau sahur selama Puasa Ramadhan.

2. Abadikan aktivitas tersebut dengan dokumentasi dan  menceritakannya di medsos masing-masing, boleh fb, instagram (tag @Tk Mentari)
 atau blog dengan hastag

#CeritaRamadhan2020
#KeluargaMentari
#SentraCookingTKMentari

3. Setiap rabu link medsos nya di share ke WAG (wa group) Sekolah Mentari

4. Sehingga selama Ramadhan kita punya 4 cerita seru aktivitas Ayahbunda dan ananda mempersiapkan sahur atau berbuka

5. Cerita ini insyaAllah akan dibukukan oleh sekolah, dan akan menjadi cerita kenangan Ayahbunda dan ananda di Ramadhan 2020 bersama Keluarga Mentari😍

6. Seluruh komponen Keluarga Mentari wajib mengikuti tantangan ini, kepala sekolah, guru dan orang tua.

Serunya challenge ini gak akan seru tanpa partisipasi Ayahbunda dan ananda👏🥰

Kami tunggu cerita serunya Ayahbunda dan ananda mulai hari ini, rabu tgl 29 April 2020💓


Penyusun

Sekolah Mentari
https://www.facebook.com/sekolahmentari/

Kontributor Karya

Nurhalita Diny
https://www.facebook.com/nurhalita.diny

Sartika Wahyuningtyas
https://www.facebook.com/sartika.wahyuningtyas

Dede Siti Rahmawati
https://www.facebook.com/dedesiti.rahmawati

Sinta Dewi
https://www.facebook.com/profile.php?id=100039312891338

Nita Mustakim
https://www.facebook.com/nita.mustakim

Almer Hafidz Margino
https://www.facebook.com/mia.tawiyah

Muadz
https://muadzadventure.blogspot.com/

Nanda Abelia Supardi





Ale


https://www.instagram.com/p/CARasIKJETd/?igshid=k9r1db0y0duy

https://www.instagram.com/p/CARasIKJETd/?igshid=k9r1db0y0duy

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10222907647224656&id=1382003779

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10222824124816648&id=1382003779


Lita
http://ummimentari.blogspot.com/2020/05/cerita-seru-sentra-cooking-challenge.html

http://ummimentari.blogspot.com/2020/04/ramadhan-seru-di-rumah-saja.html



Muadzab

https://muadzadventure.blogspot.com/2020/05/edisi-ramadhan-di-rumah-aja-chapter-1.html

https://muadzadventure.blogspot.com/2020/05/edisi-ramadhan-di-rumah-aja-chapter-2.html

https://muadzadventure.blogspot.com/2020/05/edisi-ramadhan-di-rumah-aja-chapter-4.html

https://muadzadventure.blogspot.com/2020/05/nastar-chapter-3.html



Dede

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2899113580202299&id=100003110558542?sfnsn=wiwspwa&extid=hSKvTJuDJ5uzwr4I

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2887868774660113&id=100003110558542?sfnsn=wiwspwa&extid=0TwdwUbOxup9jADd


Sinta
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=645267326051409&id=100017044420587?sfnsn=wiwspwa&extid=981OX64eT7zgAP4D

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=235258627794565&id=100039312891338


Abelia
https://www.instagram.com/p/B_2Ck2JBqkM/?igshid=1j47i6glel1kv

https://www.facebook.com/100000032592579/posts/3174373129240409/


Nita
https://www.facebook.com/100001769393022/posts/2850730511662567/?flite=scwspnss&extid=aE3aZ5LoBAiQplj5

Aila

https://www.instagram.com/p/B_pJ2_Epi0n/?igshid=ob073rtx6yv1

Vira
https://www.instagram.com/p/B_o-lUKpenq/?igshid=1ldtj1kmrsngq


tika
https://www.instagram.com/p/B_m5KQupIDb/?igshid=14d8iezs8du7j










Rabu, 28 Oktober 2020

BERDAMAI DENGAN LUKA INNER CHILD KITA SEBELUM MENDIDIK MEREKA

Kisah Rabu Seru

Oleh: Nurhalita Diny





"Ibu....Ade mau itu...., gak mau yang ini, bukan ini" Seru Ade kepada ibunya. "Ibu pusing......dengernya Adeeee!...nih anak gak bisa diam amat ya, emang dasar si rewel...Celetuk Ibu kepada anaknya dengan sedikit teriak dan menampilkan wajah yang sebal kepada anaknya.

"Ihhhhhh Roni bisa diam gak si.... ngeselin amat ya, nih rasain ya kalo gak mau diam mama cubit nih" Kata Mama Roni kepada anaknya sambil mencubitnya beberapa kali ketika Roni menangis tantrum di Mall. 

"Begini amat si punya saudara, numpang dititipin anak aja sebentar susah amat, kita lihat besok-besok kalau dia ada keperluan sama saya, gak mau peduliin" Bathin Bunda Lofa
 

Kenyataan seperti ini kadang kita dapati, sifat manusia yang banyak mengeluh. Dan memang tabiatnya manusia seperti ini, sering mengeluh, tidak sabar, pelupa, khilaf dll. Namun manusia diberikan akal dan hati nurani tidak seperti hewan. Maka manusia dengan akal dan hati nuraninya diberikan kebebasan memilih jalan hidupnya, mau baik atau buruk, mau dunia atau akhirat, mau surga atau neraka. Beginilah diri kita saat ini dengan semua pribadi karakter yang melekat pada diri kita adalah karena orang tua dan lingkungan di sekitar kita serta takdir Allah yang berkerja setelahnya. 

Karena kita diberikan kebebasan memilih, maka sesungguhnya kita mampu menghadirkan kebaikan itu untuk diri kita sendiri minimal. Kecuali ada yang memang tidak menginginkan kebaikan itu hadir, ada yang mendapatkan input-input yang salah selama perjalanan hidupnya dan membentuknya menjadi orang tua yang berkarakter buruk, dia memiliki luka inner child yang sulit dilupakan, dimaafkan dan disembukan hingga dia dewasa dan  menjadi orang tua yang kemudian memiliki anak. Secara tidak langsung luka Inner child orang tua ini menularkan karakter buruk itu kepada anaknya.

Apa itu Inner Child? Mengapa Inner Child bisa terluka dan terus membekas pada diri kita hingga akhir hayat hidup kita bila kita tidak berdamai dengannya. 

Menurut para ahli Inner Child adalah segala pengalaman yang kita dapatkan diwaktu kita kecil hingga setelahnya, baik itu pengalaman bahagia ataupun sedih dan pengalaman ini akan membekas hingga kita dewasa dan mempengaruhi diri kita dalam mengekspresikan diri ketika dewasa. Dan bahkan dapat membuatnya menjadi salah pengasuhan kepada anak-anak, karena menganggap sesuatu kesalahan itu normal adanya. Misalnya ketika dulu kita masih anak-anak, mungkin ada orang tua yang memberi label kepada anaknya, "Si cengeng", "Si rewel", "Si hitam", "Si gendut" dll, Kita menyadari betul pelabelan ini membuat kita tidak nyaman kan? Atau adakalahnya membuat kita tidak percaya diri dan merasa tidak yakin dengan pencapaian yang kita lakukan ketika kita misalnya dulu waktu kecil dipanggil si gendut terus ketika dewasa sudah tidak gendut lagi, tetap saja kita merasa tidak yakin bahwa kita tidak gendut lagi. Maka karena ketidaktahuannya inilah ketika menjadi orang tua kita melabeli anak kita juga dengan hal-hal yang membuat mereka juga sesungguhnya tidak nyaman. Siklusnya terus berlangsung. Menjadikan karakter buruk turun temurun.  

Atau ada juga cerita Inner Child anak yang di bully ketika ia kecil akhirnya hingga ia dewasa hidupnya selalu penuh dengan pikiran negatif, berkata negatif seakan hidupnya tidak pernah merasa bahagia. Yang dia katakan selalu saja tidak menyenangkan karena dia memandangnya dari sisi yang negatif. Dan begitupula dia mendidik anaknya selalu melihat keberhasilan anaknya dari sisi yang negatif, dia membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain, menganggap keberhasilan anaknya adalah wajar saja dan tidak perlu diapresiasi, namun ketika anaknya salah dia akan marah besar karena menurutnya kesalahan itu kebodohan. Siklus ini jika berlangsung terus bisa kita bayangkan bagaimana buruknya kelak karakter satu keluarga, satu generasi dan bisa jadi satu bangsa.

Ada juga luka Inner Child dulu dimasa kanak-kanaknya dia dipermalukan di muka umum, di cubitin di depan orang banyak, dimarahin di jelek-jelekin didepan saudara-saudaranya. Akhirnya luka itu membekas terus hingga ia dewasa dan dibawanya ketika menjadi orang tua, siklus keburukan itu terjadi lagi dia melakukannya kepada anaknya, karena menurutnya hal itu adalah wajar dan akan membuat anaknya kuat atau dia menumpahkan kekesalannya itu kepada anaknya. Sehingga anaknya pun mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang di alami orang tuanya ketika ia kecil. 

Kadang luka Inner Child ini membuat diri menjadi seorang yang pesimis, benci, sombong dll karakter itupun muncul kepada dirinya. Menjadikan orang tersebut ber hati keras karena luka yang didapatkannya di waktu kecil. 

Memurut Dr Nicole LePera, Psikolog holistik dari Philadelphia, AS, bahwa dari seorang itu lahir kedunia sampai usia 6 tahun itu adalah masa yang paling berdampak dalam kehidupan kita.“Gelombang otak kita berada dalam keadaan theta, mirip dengan hipnosis. Kita menyerap semua yang ada, yaitu bahasa, cara hidup di dunia, cara menjalin ikatan dengan figur orang tua kita,” jelasnya. Menurutnya juga di usia inilah anak-anak menginternalisasi segala sesuatu yang di alami dan diketahuinya begitu saja tanpa mempertanyakan ulang. Berpikir kritis belum terbangun pada usia tersebut, Sehingga anak akan mempercayai dengan apa-apa yang dilakukan orang dewasa disekitarnya.

Anak-anak di usia dini masih sangat bergantung kepada pengasuh utamanya yaitu orang tuanya. Mereka takut berpisah dengan orang tuanya sehingga mereka menuruti saja apa yang dikatakan orangtuanya itu. Baik buruknya pengasuhan yang anak usia dini ini dapatkan mereka mengamininya saja tanpa mampu memberikan penyangkalan karena anak-anak usia ini belum mampu dan tidak mengetahui kebenaran atau kesalahan yang dia dapatkan.   

Maka marilah kita sebagai orang tua menginstropeksi diri kita terutama perihal Inner Child yang kita dapatkan waktu kecil. Kita coba renungi kembali inner child yang pernah kita dapatkan ketika kita kecil, apakah itu membahagiakan atau kah luka yang dalam. Karena luka itu kadangkala lebih dalam melekat daripada kebahagiaan. Melupakan saja tidak cukup, menyembuhkan luka itu tentunya tidak mudah dan perlu kesadaran diri sungguh-sungguh untuk itu. Dibawah ini adalah hal-hal yang bisa kita lakukan agar kita bisa berdamai dengan luka Inner Child kita:

1. Mengungkapkan pengalaman buruk tersebut yang utama tentunya pada Allah SWT, utarakan semua rasa itu. Waktu yang paling nyaman adalah di seperdua, sepertiga malam terakhir, waktu kita sholat lail dikala tidak ada orang yang mendengar kan keluh kesah kita, hanya Allah sang Maha Pendengar dan Maha mengabulkan doa-doa kita. Buat diri kita sangat rendah dan penuh permohonan kepada Zat yang menciptakan kita. Menangislah kepadaNya. Mintalah hati kita untuk diberi kelapangan dan kedamaian dengan luka Inner Child ini, dan yakinlah. Begitu mudah bagi Allah membalikan sesuatu, sangatlah mudah. 

2. Bisa juga kita ungkapkan pengalaman buruk ini kepada psikolog/pasangan hidup/teman dekat atau kita dapat menuliskannya, tentu kita akan membuka luka itu kembali, lepaskan semua rasa itu, bisa jadi kita akan teriak atau menangis, lepaskan saja jangan ditahan. namun setelahnya kita akan merasa lega

3. Lakukan tahapan Ho’oponopono

Apa itu Ho’oponopono? Ini adalah proses memaafkan yang berasal dari Hawai, membantu kita untuk membangun kembali hubungan dengan orang lain—bahkan inner child kita. Kita dapat mengambil waktu untuk menyendiri dan mengatakan hal-hal ini:

I am sorry”, katakan itu kepada dirimu bukan karena kamu telah berbuat salah, melainkan karena kamu telah menyimpan emosi negatif untuk waktu yang lama dan tidak berusaha menyembuhkannya. Luka dan kenangan buruk itu kamu simpan dan tidak kamu ungkapkan sehingga memuncak dalam dirimu.

Please forgive me, ungkapkanlah rasa maaf yang lebih mendalam kepada inner child-mu. Ungkapkanlah maaf karena kamu tidak banyak mempedulikan cara pandangnya atau bahkan mencoba melupakannya. Permintaan maaf ini akan membawamu dapat mencintai dirimu dengan lebih baik, termasuk inner child-mu.

I love you, katakana bahwa apapun yang telah terjadi kepadamu, kamu mencintai dirimu sendiri tanpa syarat. Tunjukkanlah rasa cinta kepada dirimu yang terus bertahan hingga saat ini. Cintailah dirimu, tubuhmu, udara yang kamu hirup, dan perjalanan hidupmu.

Thank you, tunjukanlah rasa syukur atas kehidupan, cinta, dunia, dan pengalaman yang telah membentukmu menjadi sosokmu yang sekarang. Tunjukkanlah rasa syukur atas inner child yang telah bertahan meskipun memiliki perihnya luka yang dirasakan. Rasa syukur ini bisa membantumu lepas dari emosi negatif yang kamu rasakan. 

Ketika melakukan ini jadilah pribadi yang jujur dengan apa yang ada pada diri kita sendiri. Sehingga kita merasa lega. 

4. Membuka Diri dan Berdamai pada diri sendiri

Proses penyembuhan Inner Child ini butuh proses, kuncinya kita harus sadar bahwa tubuh kita butuh proses itu nikmati prosesnya dan terus berusaha membuka diri dengan lingkungan, belajar melihat dunia dari sisi positifnya sehingga dengan sendirinya kita berdamai dengan Inner Child kita. 

Mendidik karakter baik itu berat dan tidak sebentar, membutuhkan waktu sepanjang masa. Namun yang terutama adalah kala masa anak-anak. Karena di masa anak-anak ini fitrahnya adalah meniru semua orang dilingkungan sekitarnya, anak-anak mengamati dan mencontoh kita terutama orang tuanya. Bagaimana kita bisa menjadikan anak berkarakter baik, bila kita sendiri orang tuanya masih memiliki karakter yang buruk. Untuk itu ayo kita berusaha mewujudkannya dengan memahami dulu diri kita sendiri dengan mengenali Inner Child kita dan berusaha untuk mengatasinya, sehingga kita bisa mewujudkan pengasuhan yang sehat dan membangun karakter yang baik untuk anak-anak kita. 

Kenali, Pahami, Atasi dan berdamailah dengan Inner Child kita 

Sumber

Al-Quran dan Hadist

https://pijarpsikologi.org/memahami-inner-child-dalam-diri/

https://www.parenting.co.id/balita/apa-itu-inner-child-

https://satupersen.net/blog/inner-child-mengenal-bagian-diri-lebih-dalam

Pengalaman pribadi dan teman-teman



Selasa, 27 Oktober 2020

My Character To Nation




Di misi kali kita semua dalam tim CoHousing gabungan 9 bersama-sama brainstorming tentang project yang akan kita goal kan dan di sesi khusus ini kami semua mencari karakter2 yang ingin di bangun oleh masing-masing anggota. ada beberapa karakter yang kita ambil unt CH kita. Untuk kali ini saya berusaha menguatkan karakter disiplin, semoga berhasil dan sukses menjadi miss discipline.... aamiinyra


Rabu, 14 Oktober 2020

Refleksi Astro di Gugus Bintang Penjelajah

 Pada refleksi penjelajahan di gugus bintang ini, saya menemukan:

1. Keseruan saling berbagi pengalaman dan semangat menghasilkan karya, sehingga saya menjadi semangat juga untuk bisa terus menghasilkan karya-karya, meski receh namun yakin mesti ada gunanya untuk orang lain.  

2. Silaturahim berbagi karya, ide, program dan peran diri agar bisa menebar manfaat kepada yang lainnya, manusia dan alam semesta ini.

3. Semangat untuk terus berdampak bagi diri, keluarga, masyarakat, lingkungan dan alam semesta ini. Dengan segala kondisi dan kemampuan yang ada terus semangat untuk berkarya.


Semesta karya yang akan saya lakukan di tahun 2021, menghasilkan satu buku baru, sehingga saat ini fokusnya adalah menulis dan terus menulis serta berbagi inspirasi kepada yang lain. 


Potensi diri saya untuk mewujudkannya adalah kesadaran diri untuk berkomitmen melakukannya secara terus menerus dalam kondisi apapun dan bagaimanapun berusaha untuk menulis setidaknya sepekan sekali dan membagikan inspirasi tersebut kepada para orang tua murid di sekolah melalui program "kisah rabu seru". Ahamdulillah, support dari tim di keluarga juga sudah semakin solid, bergerak dalam satu tujuan yang sama, kami semua sedang berusaha menulis dan terus menulis bersama. 

Alhamdulillah 

Astro Tangerang Kota

Nuhalita Diny


___________________________________________________________________________________

INSPIRASI BERBAGI KEBAHAGIAAN DALAM BUKU ANTALOGI MANAJEMEN GADGET 

Oleh : Nurhalita Diny (Astro Bintang Penjelajah Tangerang Kota)

Saya merasa excited ketika mba El dari tim EMagazine meminta saya menuliskan inspirasi dibalik menjadi tim kontributor buku Antologi Manajemen Gadget. Ini membuat saya kembali mengenang saat itu tentunya, pada saat menjadi kepanitiaan Leader Camp 2018 Ibu Profesional di Salatiga.

 Saat itu kita semua panitia ingin membuat satu kenangan seru yang berdampak buat semuanya, member, peserta dan panitia LC itu sendiri. Tim panitia berembuk apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Akhirnya kita semua memutuskan membuat buku antalogi tentang Manajemen Gadget. Pasti bertanya juga kenapa ya kok Manajemen Gadget jadinya yang diangkat untuk dibukukan? Tentunya ini hasil voting bersama tim panitia, ini juga karena melihat kenyataan yang ada di ibu-ibu professional loh, bahwa kita semua disini belajar nya melalui media gadget jadi mesti dan mau tidak mau harus benar-benar pandai mengelola gadget. Jangan sampai kejadian kan gara-gara belajarnya dengan gadget jadi malah bablas tuh keseringan bersama dengan gadget sehingga urusan keluarga yang seharusnya menjadi urusan utamanya sebagai seorang ibu malah terbengkalai, kan ini jadi blunder dan tentunya sangat tidak professional ye ken….

Nah, setelah ketemu tema besarnya buku ini yaitu Manajemen Gadget, kita buat tim khusus dong untuk penerbitan buku ini. Siapa siapa saja yang berhak jadi kontributornya. Semua panitia operasional yang rata-rata adalah para manajer keuangan regional loh. Informasi tambahan ya Leader Camp ini awalnya diinisiasi oleh para manajer keuangan regional yang ingin ketemuan offline. Alhamdulillah gayung bersambut malah sekalian menjadi besar dan mendapat restu Ibu Septi untuk sekalian menjadi ajang kumpulnya para Leader Ibu Profesional seluruhnya, baik di Indonesia Asia dan Non Asia. Wow seru banget kan?.....Selama ini kita semua yang hanya menyapa lewat whatsapp waktu itu. Di Leader Camp ini kita ketemuan beneran tuh selama tiga hari.

Oya tidak semua panitia mau menjadi kontributor buku Manajemen gadget y a, karena tidak semua suka menulis. Jadi yang menjadi kontributor nya semua ada 21 penulis. Dan dibuku ini adalah cerita tentang semua yang berkaitan dengan gadget dan pengelolaan nya, tentunya semua isinya berciri khas dengan seorang ibu pembelajar yang modern yang identik dengan gadget namun tetap bertanggung jawab dengan keluarganya dan bahagia membersamai anak-anaknya.

Boleh tahu banget ya, para kontributor ini jelas-jelas orang –orang yang banyak bergelut dengan gadget, karena mereka adalah pengurus dapur nasional dan leader-leader regional. Jadi semua yang mereka tulis adalah fakta dan data dari pengalaman yang pernah kita lakukan semuanya. Makanya bukan kaleng-kaleng ini isi bukunya. Jelas sangat menginspirasi, coba dikulik cerita-cerita nyata mereka, ada cerita Mba Nesri, Uni Yessi, Teh Chika, Ceu Lamia Inayati  dan juga ada tuh ceritanya Teh Dian (Walikota Hexagone City Bunda Produktif 2020).

Asli seru dan semangat mengingatnya kembali, aura kebahagiaan kembali saya rasakan. Suka cita kita para kontributor buku ini ketika sudah mau masuk deadline penerbitan, sedang kontributor belum semua setor penulisan, atau juga mesti edit beberapa kali penulisan karena tentunya agar tulisan yang dihadir membuat enak dan renyah dibaca. Sarat ilmu karena merupakan pengalaman dan kisah nyata yang pernah kita alami bersama namun tentunya tetap memandang kaidah penulisan yang baik dan benar. Dan saya pun merasa bahwa buku-buku antologi seperti ini harus nya semakin banyak hadir ditengah-tengah kita semua.

Kita saling menyemangati untuk bisa berkontribusi dan berbagi kepada semuanya terutama para member Ibu Profesional. Tentunya kita semua para kontributor buku Manajemen Gadget terutama saya mengharapkan buku ini dapat menebar manfaat untuk kita semua para ibu pembelajar modern diseluruh Indonesia dan dunia. Kereeen…amiinyra


MENDONGENG YUK

KISAH RABU SERU

Oleh: Nurhalita Diny



 "Ya Allah,,,!, kok ngompol lagi de....iiihhh banyak banget lagi... berantakan kemana-mana pipisnya, jorok tahu de, kan bau tuh, emang gak malu de udah besar masih ngompol?" Teriak Umi Hasna sambil mencoba menahan nada bicaranya agar tidak tinggi atau marah.

"Loh, kok ada mainan Depi di sini, ini Aji bawa dari rumah Depi mainannya? Aji sudah izin Depi ya kalau mainan mobilannya dibawa ke rumah? Tanya Ibu Aji kepada anaknya. Sambil berharap semoga Aji anaknya itu sudah meminta izin kepada Depi temannya untuk membawa mainannya.

"Ma, aku kepanasan!" Ujar Boni kepada mamanya, setiba di rumah setelah pulang sekolah. Bibinya datang menghampiri Boni, kemudian membukakan baju seragam SD nya untuk diganti dengan baju rumah, dan melepas kaos kaki, membawa tas sekolahnya Boni ke dalam kamarnya.


Bagaimana reaksi ayahbunda membaca kejadian diatas? Apa pernah juga terjadi pada ananda kita dirumah? Heheh,..kejadian yang pertama itu adalah pengalaman saya loh ayahbunda, saya kebingungan sendiri waktu itu bagaimana caranya untuk toilet training anak saya yang paling kecil ini. Untuk ketiga kakak-kakaknya alhamdulillah tidak menjadi masalah karena mereka adalah bayi lahir normal sehingga untuk perkembangan dan pertumbuhannya pun normal sesuai dengan usianya. Malah untuk kedua kakaknya saya paksa untuk toilet training sebelum usia dua tahun. Karena keadaan yang membuat saya harus melakukannya, mereka berdua menjalani masa balita nya di LN, diapers disana mahal, maka saya harus berhemat diapers waktu itu, salah satu caranya adalah fokus dengan toilet training anak-anak. Kok saya jadi terlintas membuat qoute....."Ketika hidup tidak ada pilihan maka kita menjadi lebih kuat memperjuangkan hidup"...Quote berdasarkan pengalaman saya ya...hehhehe

Balik lagi cerita toilet training anak saya yang paling kecil ini, mengapa Zaid ini spesial, saya tidak memakai pola yang sama dengan kakak-kakaknya? karena dia lahir prematur dan setiap perkembangannya berbeda jauh dengan usianya waktu itu. Untuk bayi lahir dengan berat normal itu usia 1 tahun anak sudah bisa berjalan, untuk Zaid ini usia dua tahun dia baru bisa berjalan. usia setahun itu dia baru bisa berdiri. Makanya ini benar-benar membutuhkan kesabaran dan ilmu bagi saya untuk bisa membersamai dan memperjuangkannya untuk bisa menyusul anak-anak berat lahir normal untuk seusianya. Dan begitupun untuk toilet training Zaid ini saya mencobanya sejak usia tiga tahun dan seterusnya,,,, meskipun tidak konsisten karena harus tarik ulur dengan kondisi Zaid yang kadang sakit dll, juga kondisi emosional saya dong sebagai ibu dengan empat anak.,,.. berikut usia yang sudah menjelang kepala empat tentunya beda dengan mahmud (Mamamuda) yang energinya masih menjulang...hehhhe...

Dan sampailah puncaknya waktu itu usia Zaid sudah empat tahun berjalan, namun Zaid tetap masih pakai diapers. Saya mulai warning diri sendiri, bahwa saya harus sudah mulai fokus dengan toilet training Zaid. Meskipun selama itupun saya sudah mulai toilet training Zaid, namun belum menemukan satu metode yang untuk Zaid bagaimana caranya agar Zaid ini klik dan paham bahwa sudah waktunya dia pipis di kamar mandi dan tidak memakai diapers lagi. 

Alhamdulillah saya mengikuti kelas parenting di komunitas dan saya pun terus pelajari pola nya Zaid bagaimana dan waktunya pipis Zaid ini. Dan waktu itu saya mendapatkan materi tentang dongeng. Yap...dongeng, waktu itu terlintas dong cerita fiksi gitu, khayalan semata. Tapi gak pernah kepikiran serius tuh, kalau dongeng benar-benar bisa menumbuhkan karakter anak. Di kelas ini saya dan teman-teman semua belajar membersamai anak dengan melakukan prakteknya, kami harus menuliskan pengalaman-pengalaman praktek yang kita lakukan dalam membersamai anak tersebut sesuai materi yang kita dapatkan. Dan pas benar saya kok kepikiran ya dengan toilet training Zaid ini. Pastinya bisa dong menumbuhkan karakter kemandirian pada Zaid, fokus melatih toilet training nya dengan metode dongeng. Waaah bakalan kereen banget kan,,,, tantangan baru, "mendongeng untuk anak dalam rangka toilet training".....Hehehhe...(asyiknya di kelas ini, semua masalah yang kita hadapi itu kita buat menjadi tantangan loh, jadi gak stress yang ada malah seru).

Mulailah saya melakukan praktek mendongeng dengan Zaid. Awalnya aneh...hehehe.. diliatin Zaid segala rupa..wkwkkwkw saya kebayang nih, dikiranya Zaid, emaknya ngapain ya? rempong amat, cerita pakai boneka-boneka mainannya dirumah dengan mimik yang lucu dan (menggemaskan)...hehhehe. Biarlah hari pertama seru dulu, buat dia tertarik dulu dong dengan kita dan membayangkan boneka-boneka lucunya bisa diajak bicara. Saya sendiri pun sebenarnya ingin ketawa mempraktekan dongeng ini dihadapannya. Dan lucunya kadang-kadang kesalahan juga itu aksen dan logat bicara bonekannya ,,, kan bonekanya banyak tuh, dua boneka saja kan mesti beda-beda aksen dan logatnya supaya kentara bahwa boneka-boneka itu beda satu sama lainnya. Kalo aksennya sama kan pastinya kurang menarik lah ya. Kalau salah ya udah ketawa aja, bilang salah dan ulangi aja....hehehhe kayak kita juga sedang berlatih menjadi pendongeng. Satu lagi kita juga belajar membuat cerita dadakan loh, meskipun kalau yang bagusnya kita sudah siapkan ceritanya dulu. Tapi kalau gak siap kan mau gak mau kita buat cerita dadakan saat itu juga. Wah kebayang yah tuh ayahbunda, udah jadi berapa buku cerita seri anak ya, kalau kita seriusin nih mendongeng pada anak kita. 

Dan ajaib loh, Zaid nagih minta didongengin lagi. Padahal saya itu setiap dongeng beberapa kali mengulang-ngulang ide cerita yang sama. Yaitu tutorial pipis di kamar mandi sendiri hehhehe. Itu saya menceritakan dua boneka, satunya menjadi guru yang mengajarkan cara pipis di kamar mandi. Saya pakaikan bonekanya baju dan celana Zaid yang sudah kecil, kemudian nanti si boneka satunya memberitahukan kepada temannya kalau ada tanda-tanda kebelet pengen pipis itu seperti apa, kemudian bagaimana caranya kalau pengen pipis ke kamar mandi dengan tutorialnya yaitu membuka celananya dulu dan ke kamar mandi, bagaimana sebaiknya posisi ketika pipis nya dan cebok setelah selesai pipisnya dengan tertib. Bisa juga kita tambahkan doa-doa ke kamar mandi saat itu. Kala waktu juga saya menekankan rasa malu kepadanya kalau pipis nya sembarangan. Bagaimana nanti dia dikucilkan teman atau orang lain karena sudah besar masih pakai diapers atau pipis sembarangan. Saya membacakan buku cerita juga yang berkaitan dengan toilet training ini. 

Kadang kala ketika saya tidak ada ide yang bisa diceritakan pada Zaid, saya hanya mengambil boneka nya dan saya pakai suara khas boneka tersebut seperti biasa saya memakainya untuk berdongeng. Hal ini saya lakukan ketika misalnya Zaid ngompol, maka langsung saya datang dengan bonekanya, menegur Zaid melalui bonekanya, "Ih kok kamu pipis di celana si, jijik deh jadinya, kan kotor tuh celananya jadi basah" kata boneka beruangnya dengan aksen dan logat khasnya yang saya berat-beratkan suara saya. Dan seketika itu juga Zaid merasa malu dan terkesima sesaat, cepet-cepet deh dia membersihkan diri dan meminta maaf. Besok-besok tentunya juga saya berusaha menanyakan sesering mungkin maksimal dua jam sekali, apakah Zaid mau pipis, sesekali juga menanyakan melalui boneka nya, seakan bonekanya yang bertanya. Ini membuat Zaid malu sendiri merasa ditegur tapi tidak menggurui. Begitupun untuk hal-hal lain ketika saya ingin mengingatkan Zaid karena melakukan kesalahan, saya mulai sering menggunakan boneka-boneka nya. Bila Ia bersuara keras, mengotori lantai, tidak membereskan mainannya dll. Metode mendongeng ini cukup efektif untuk menegur anak-anak usia dini kita ketika mereka melakukan hal-hal yang kita kurang senangi, entah kesalahan atau apapun yang sebaiknya tidak dilakukannya. Seni menegur dengan dongeng, menegur tanpa merasa ditegur namun membuat malu sendiri sehingga secara tidak sadar dia melakukan hal yang sebaiknya dilakukan. 

Tugas akhir skripsi saya di Universitas Terbuka, Pendidikan anak usia dini program linear kesetaraan adalah juga tentang mendongeng yaitu " Upaya Membangun Karakter kemandirian Anak Usia Dini Melalui Dongeng" Alhamdulillah setelah saya cobakan pada anak-anak di sekolah Mentari, metode dongeng ini sangat memberikan dampak yang baik untuk menumbuhkan karakter baik kepada anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia imajinasi, dunia penuh khayalan yang indah menyenangkan dan membahagiakan mereka. Anak-anak kita berikan saja mereka sebuah gambar atau benda pasti mereka dapat berimajinasi dengan keren terhadap gambar atau benda tersebut. Kita beri ruang imajinasi mereka dengan sering membacakan buku kepada anak-anak kita atau mendongeng tanpa buku sekalipun kepada mereka. Hal ini akan sangat memberikan banyak manfaat kepada anak-anak. 

Manfaat dongeng buat anak-anak adalah:

1. Memperkaya imajinasi mereka, sehingga membuat mereka semakin kreatif dalam berkarya, karena semua yang ada dalam dongeng bisa terjadi meskipun di dunia nyata belum tentu bisa terjadi. Ups... bila kita kulik lagi batasan tidak bisa dan bisa hanyalah ada pada orang dewasa saja ya, karena bagi Allah semua bisa terjadi kecuali jika Allah tidak berkehendak. 

2. Dengan dongeng akan lebih mudah untuk memperkenalkan berbagai macam karakter-karakter baik kepada anak-anak. Seperti karakter semangat, berjuang, berani, jujur, pantang menyerah, santun, bijak, toleransi dll, karena di kemas melalui cerita dan anak bisa kita tanyakan kembali dari cerita yang kita ceritakan pada anak.

3. Anak yang sering mendengarkan dongeng tentunya akan lebih kaya literasi dan memiliki banyak kosakata yang akan menambah cerdas anak dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dan kelak kita anak-anak tumbuh besar, mereka akan mencintai buku dan cerdas literasi. 

Demikian ayahbunda ternyata mendongeng kepada anak-anak kita di usia dini sangat besar manfaatnya. Semoga ini akan membuat ayahbunda konsisten mendongeng untuk anandanya dirumah ya. Lakukan itu terus menerus dan ayahbunda akan merasakan hasilnya yang menakjubkan. Tidak percaya? Ayo kita coba....Siapa Takut Menerima Tantangan ini?^*^

Make ones to do and continues to do it. 


Sumber: 

Materi Bunda Sayang Ibu Profesional

Upaya Membangun Karakter kemandirian Anak Usia Dini Melalui Dongeng Pada Anak KB Mentari Kota Tangerang: Nurhalita Diny 

Pengalaman pribadi 

https://ummimentari.blogspot.com/2017/02/meskipun-sakit-zaid-berusaha-pipis.html


Rabu, 07 Oktober 2020

AyahBunda, Pahami aku

Kisah Rabu Seru

Oleh: Nurhalita Diny






"Ef tolong buatin Abi Jus!" Kata Ayahnya meminta Ef membuatkan jus. Dan dengan wajah dan bahasa tubuh yang kurang enak, Ef pun keluar kamar. Sambil grasa grusu mencari-cari blender untuk membuat jus. 

"Jus apa?  Ef bertanya pada ayahnya dengan suara ketus dan wajah yang  kesal namun posisi dia jauh dari ayahnya. Saya yang kebetulan didekatnya menegurnya dengan hati-hati namun penuh penekanan, "Abang bertanya yang baik kan bisa? biasa aja nada bertanyanya, apalagi sama orang tua, kan abang udah tahu gak boleh begitu" Ef diam saja ketika saya tegur, tapi tetep dengan wajah cemberutnya. Dan keadaan seperti ini sering hadir, saya sering mendapatinya kesulitan mengungkapkan perasaannya. Kesulitan berkomunikasi dengan baik, santun, ramah dan menyenangkan kepada orang lain yang dia ajak bicara. Terutama berkomunikasi kepada orang yang lebih tua darinya.

Ini mesti menjadi PR buat saya, anak saya yang satu ini memang sangat berbeda dengan yang lainnya untuk hal komunikasi. Setiap anak memang unik, dan saya sadar betul bahwa Ef ini memang kurang suka berbicara, dia lebih suka bergelut dengan hatinya. Pernah saya membuka buka lagi hasil tes psikologinya waktu itu, Dan akhirnya saya pun harus membukanya lagi saat ini untuk lebih dapat memahami karakternya, saya dapati bahwa Ef ini cerdas di intrapersonal, kecerdasan yang berhubungan dengan dirinya sendiri, dapat memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral. Dan saya pun menemukan Kemudian saya harus mencari-cari sebaiknya bagaimana saya bersikap agar bisa masuk pada Ef ini. Dan saya temukan dari tes kepribadiannya sanguinis dan kholeris, namun kok saya dapati semakin kesini Ef ini kalau melakukan sesuatu maunya sempurna. Dia lebih cenderung tidak bisa marah, karena mungkin sebenarnya dia suka damai. Menurut Aisyah Dahlan setiap manusia biasanya memiliki dua kepribadian. Saya pun mencoba mempelajari lagi karakter dan watak manusia, paling pas saya ulang lagi dengerin youtube nya Aisha Dahlan. Entahlah meskipun saya greget dan bingung hasilnya watak Ef ini, karena yang saya dapati saat ini Ef adalah melankolik dan plegmatik. Akhirnya saya hanya berusaha menyimpulkan yang saat ini saya dapati. Ditambah lagi tadi kakaknya nyeletuk ketika saya sibuk mencari-cari hasil tes psikologi mereka, bahwa katanya, "watak itu dinamis bisa berubah-rubah", bisa jadi dulu waktu kecil tes wataknya ini namun ketika dia besar tes wataknya beda lagi. Wallahualam... yang pasti saya ambil kesimpulan watak inilah yang saya dapati pada Ef saat ini, agar saya bisa mengambil sikap yang tepat padanya. Saya pun mulai merubah sikap ketika menegurnya, saya mulai memujinya dulu kemudian baru mengingatkannya, kemudian saya juga mencoba berdialog dengan membuat pertanyaan-pertanyaan, apakah baik seperti itu? dll..Dan lagi-lagi saya pun harus menguatkan bonding kepadanya. Mungkin mulai kendur karena saya harus berbagi dengan tiga anak lainnya.  

Mengapa saya begitu gregetan ingin mengetahui watak anak saya ini? karena saya merasa sangat penting untuk dapat berkomunikasi dengan nyaman kepada Ef, saya tidak mau Ef merasa kesulitan dengan saya dan begitupun sebaliknya. Saya pun ingin dapat mendidiknya menjadi orang yang luwes dalam berkomunikasi. Namun yang penting bagi saya adalah karena saya ingin menjadi ibu yang memahami watak anaknya. Agar dengan pemahaman yang baik ini, dia akan nyaman ketika saya menegurnya, ngobrol dan memujinya. Saya berharap apa yang saya katakan tidak menjadi bumerang untuknya. Dulu waktu saya seusianya, masa-masa ABG kata orang-orang. Saya merasakan masa-masa ini cukup membingungkan, saya merasa kesulitan mengungkapkan perasaan dan komunikasi yang baik dengan orang lain, terutama dengan orang tua. Pada masa-masa itu energi dan keingintahuan kita begitu besar dan ditambah satu sisi mungkin orang tua mulai tarik ulur dengan kepercayaan. Karena lingkungan yang tampak diluar bahwa remaja adalah masa-masa pencarian jati diri, unjuk gigi dan akhirnya terkesan binal. Ditambah lagi bisa jadi karena memang saya adalah orang yang tidak kuat di komunikasi verbal. Watak ini bisa jadi menurun kepada Ef anak saya. 

Kemudian akhirnya saya mencoba menarik lagi jauh kebelakang, masa-masa saat Ef ini usia dini, yaitu 0-9 tahun. Saya intropeksi diri, bisa jadi ada stimulus-stimulus yang terlewati, yang seharusnya Ef mendapatkannya dengan baik. Mengapa begitu penting stimulus-stimulus di usia dini ini? Karena ini terbawa hingga ia dewasa. Membentuknya menjadi manusia yang baik atau yang buruk. Mengapa begitu? Karena nilai-nilai yang didapatkan anak ketika kecil itulah sebenarnya nilai-nilai yang dia bawah sampai besar. Nilai-nilai apakah yang kita berikan kepada anak kita? apakah nilai-nilai karakter yang baik atau buruk? Di keluarga kami, ada karakter prinsip yang wajib bagi seluruh anggota keluarga. Bila hilang akan sangat fatal akibatnya, karena ini berbanding lurus dengan keimanan seseorang kepada Tuhannya, Allah SWT. Karakter prinsip ini adalah karakter kejujuran. Seandainya mereka tidak mengamalkan karakter ini itu pastinya kegagalan bagi saya dan suami sebagai orang tua mereka. Makanya kadang kita dapati kok ada orang yang memakai tanah jalan ya untuk membuka warung atau garasi mobilnya tanpa izin dengan warga sekitarnya padahal jalanan depan rumahnya itu bukan tanahnya atau fasilitas umum, sehingga tentu mengganggu mobilitas jalan orang yang melalui jalan tersebut, dia memakai tanah itu untuk kepentingannya sendiri. Saya rasa ini adalah kesalahan nilai yang ditanamkan kepadanya sejak kecil dan bisa jadi kelak anaknya pun melakukan yang sama dengan orang tuanya. 

Saya teringat ketika itu pengawas sekolah kami mengatakan bahwa dia mengulangi beberapa stimulus-stimulus usia dini itu itu kepada anaknya yang sudah usia SMA. ..."WOW"  itu yang terbesit di otak saya, "kereeen,,," bathin saya. Beliau mengatakan bahwa dulu beliau belum mendapatkan ilmunya sehingga mendapati anaknya kurang memiliki karakter-karakter yang baik ketika besar. Beliau mengulangi stimulus stimulus merangkak, bermain pasir2an, bermain balok, bermain playdough dll kepada anaknya.

Mungkin kita akan malu sendiri dan merasa ini buang-buang waktu, namun ternyata saya temui ketika membaca salah satu buku tentang motorik, disana tertulis bahwa banyak kenakalan-kenakalan remaja adalah karena stimulus-stimulus motorik yang belum tuntas diberikan kepada mereka ketika mereka di usia dini. Pada anak-anak yang kesulitan mengenali bentuk huruf, terbolak-balik membacanya atau bisa juga mengarah pada disleksia, itu bisa jadi sebenarnya karena stimulus-stimulus pada motorik anak tentang menentukan arah jalan seperti maju mundur, kanan kiri ini kurang diperhatikan kita sebagai pendidik, yaitu orang tua atau guru.  

Walhasil PR ini membuat saya terus berpikir dan belajar sebagai orang tua agar bisa membersamai anak-anaknya dengan baik. Sambil terus saya mencoba dengan teori-teori yang saya pelajari tersebut. Dan tentunya berdoa pada Zat yang menciptakan mereka. Akh... Begtiu mudahnya sesungguhnya ketika Dia berkehendak. Meskipun saya sadari, saat ini adalah masa-masa labil Ef dalam hidupnya. Kami memberi ruang padanya menikmati masa itu dengan membuka peluang menjadi temannya. Mencoba mengasah dan membersamainya dengan menunjukan dan membuka titik-titik pengalaman baru kepadanya. Mengajaknya melakukan hal-hal kesukaannya, membuat project, menyediakan buku-buku menarik kesukaannya karena Ef suka membaca dan mendorongnya berkarya dengan tulisan-tulisannya.. Alhamdulillah nya Ef ini meskipun kesulitan dalam berkomunikasi verbal, namun bagus dalam menulis dan merangkai kata-kata menjadi sebuah cerita dan tulisan yang menarik dan enak dibaca. Saya berharap ini bisa menuangkan perasaan dan pikirannya dengan baik dalam tulisan-tulisan ceritanya. Sehingga perlahan kontrol emosinya menjadi stabil dan dia akan menemukan sendiri manajemen emosi nya dan bentuk komunikasi yang paling nyaman untuk dirinya sendiri kepada orang lain. Semoga.... aamiinyra

Sumber

Pengalaman pribadi

Buku Tuntas Motorik; Ani Christina

https://www.youtube.com/Aisha Dahlan

Selasa, 06 Oktober 2020

PEMILU KEREN DI HEXAGONIA CITY

 Alhamdulillah, ini pemilu pertama kami dalam pembangunan kota baru di Hexagonia. Pemilihan walikota baru kita di kota ini. Setelah dalam sepekan kita semua kampanye dan mengadakan pemilihan walikota. Disini aku ikut berperan sebagai tim sukses. Point aku adalah setidaknya saya ambil bagian menebar manfaat meskipun hanya peran kecil di regional saya sendiri, yaitu Tangerang Kota. 

Karena apa jadinya aku mau berperan sebagai tim sukses? karena yang jadi calon walikota adalah Teh Dian KIPMA wkwkkw, itu yang tertulis di contact hp aku. Alhamdulillah masih temenan sampai skr. Dan aku tahu lah siapa teh dian, insyaAllah semoga dengan dia terpilih jadi walikota Hexagonia city, kedepannya IP akan lebih baik lagi. Terutama ajang ikut berperan dan berdampak. 

ciao kereeeen ...

ceki-ceki sendiri ah di Hexagonia City.