Institut Ibu Profesional_
_Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1_
☘ *KOMUNIKASI PRODUKTIF* ☘
Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.
π©π»πΌ *_KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI_*π©π»πΌ
Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.
Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.
*_Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir_*
Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.
*_Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda_*
Kata *Masalah* gantilah dengan *Tantangan*
Kata *Susah* gantilah dengan *Menarik*
Kata *Aku tidak tahu* gantilah *Ayo kita cari tahu*
Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.
Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.
*_Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya_*
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.
Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.
π« *_KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN_* π«
Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.
Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.
Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki *Frame of Reference (FoR)* dan *Frame of Experience (FoE)* yang berbeda dengan kita.
*_FoR_* adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
*_FoE_* adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.
Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.
Komunikasi dilakukan untuk *MEMBAGIKAN* yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.
*_Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*
Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.
Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi *MEMAKSAKAN* pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.
Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; *_bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi_*
Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.
Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.
Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:
1. *_Kaidah 2C: Clear and Clarify_*
Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.
Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
2. *_Choose the Right Time_*
Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.
3. *_Kaidah 7-38-55_*
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?
Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.
4. *_Intensity of Eye Contact_*
Pepatah mengatakan _mata adalah jendela hati_
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
5. *_Kaidah: I'm responsible for my communication results_*
Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.
Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.
Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.
π¨π©π§ *_KOMUNIKASI DENGAN ANAK_*π¨π©π§
Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
*Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy*
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
a. *_Keep Information Short & Simple (KISS)_*
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” (biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
b. *_Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah_*
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
c. *_Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan_*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. *_Fokus ke depan, bukan masa lalu_*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. *_Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”_*
Otak kita akan bekerja sesuai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. *_Fokus pada solusi bukan pada masalah_*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. *_Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan_*
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. *_Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman_*
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
I. *_Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi_*
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
j. *_Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati_*
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
✅kalimat produktif :
“kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?”
k. *_Ganti perintah dengan pilihan_*
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang #3/
Sumber bacaan:
_Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000_
_Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015_
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014_
Pertanyaan-pertanyaan dan jawaban
1.
Wita Maulida:
Posisi karakter/sifat dalam KomPro apa masih dapat diperbaiki atau bagaimana?
Di dalam materi disebutkannya nalar dan emosi,
Jawaban
Kartini:
dapat diperbaiki mba. tetapi memang perlu latihan
Itsnita Farda:
Izin melengkapi td ada tanya senada, lebih tepatnya bisa mempengaruhi karakter berkomunikasi. Kalau diperbaiki, jawabbanya ya harus 3L..latihan latihan latihan
Komunikasi by karakter bs disiasati mbak, bgmn menghadapi yg tipe dominan, sanguinis, plegmatis atau tipe karakter lainnya. Namun, prinsio nalar dan emosi ini bekal dasar apapun konten dan siapa komunikannya
2.
Rahman:
Mba, KomProd ini bisa dikatakan salah satu bentuk perilaku asertif ya?
jawaban
Chika Ka Fasil Bunsay:
Iya, bisa dipandang demikian..
3.
Asty:
Jika ditanya mengenai share pengalaman pribadi agar dpt diambil ibrohnya,apakah menjawabnya benar sy share pengalaman atau bgm? Tlg masukannya mba2ππ»
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Jika mba asti minta saran.. lebih suka mana.. Kalimat nasihat atau kalimat refleksi..?
4.
Fanny:
Saat kita berhadapan dengan anak selalu ada saja beberapa hal yang memang belum kita mengerti tentang apa yg sebenarnya dia inginkan. Sebagai efeknya kadang anak jadi tantrum. Mengingat tantrum ini banyak tingkatannya. Bagaimana cara yg paling efektif untuk menghadapi tantrum ini. Karna pasti beda level beda juga cara penanganannya.
Makasih..
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Anak yg tantrum penyebabnya adalah, ada kebutuhan yg tak terpuaskan.
Tantrum itu, yg jelas adalah penyebabnya yg berbeda2.
Cara penanganan awal setiap tantrum itu sepengetahuan saya sama:
- Mengenali pola tantrum anak.
- Mengidentifikasi pemicu tantrum, sehingga kita bisa mencegahnya
5.
Bunda Nurul Nanda:
Assalamu'alaikum mba, mau tanya terkait materi pertama..
1. Mulai umur berapakah untuk orang tua yang tergolong dominan emosinya untuk berkomunikasi?
2. Bagaimana caranya berkomunikasi efektif kepada orang2 yg mendahulukan emosi? Juga bagaimana supaya kita nggak ketularan emosi juga?
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
1. Usia tidak menunjukkan kecerdasan emosi. Jadi tdk ada standar baku mengenai kapan nalar bisa lebih dominan. Menurut mba fitroh.. kenapa ada orang yg sudah dewasa/berumur tapi masih dominan emosinya ketika berkomunikasi?
1. Pernahkah menemukan kondisi dimana kita menitipkan pesan pada suami, namun hasilnya tdk sesuai harapan?
Lalu ketika tidak sesuai harapan, kita malah mendahulukan emosi, karena tdk mengerti mengapa suami tdk sesuai harapan?
Saking kesalnya.. bahasa tubuh, intonasi menjadi tdk positif. Padahal maksud hati ingin semuanya clear..
Kemudian kita memaksakan agar solusi hadir saat itu juga, meski suami baru pulang kerja dan dlm kondisi lelah..
Jika direview kembali.. siapa yg bertanggung jawab atas respon suami ya?
6.
Mbak Harty:
Mba sy ingin bertanya mengenai komunikasi produktif dgn pasangan.
1. *Adakah studi kasus sebagai contoh yg merangkum semua teori dr pola berkomunikasi efektif dgn pasangan?* biar ada bayangan dalam penerapannya..
7.
Asty:
Bagaimana sebaiknya memperbaiki komunikasi dengan anak yang sudah terlanjur salah?
Jawaban
Chika Ka Fasil Bunsay:
Jawabannya di t10hari.. ☺
8.
Reny Dewi:
Mohon masukan untuk pertanyaan ini :
Assalamualaikum
Mohon sharingnya bagaimana kalau sdg mencoba komunikasi produktif ke anak saat ia sedang upset, tapi orang2 dewasa lain di sekeliling kita kurang supportif & malah ikut 'rewel'.
Misalnya ikut berkomentar tapi dengan intonasi tinggi/kalimat yang bersifat negatif yang akhirnya malah membuat anak tantrum dan ibu jadi mudah lelah secara emosional krn merasa 'sendirian' saat ayah sedang tidak di rumah.
Terima kasih ππ»
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Komunikasi produktif, jika sudah terbiasa dilakukan, bisa mencegah tantrum.
Tapi kita juga harus membaca situasi. Jika anak yg sedang tinggi emosinya, dan banyak orang dewasa lain yg berpotensi ikut campur..
Kita fokus u/ mengajaknya ke tempat yg tenang, dan menenangkan emosinya.
9.
Asty:
Help.. berbobot sekali pertanyaannya
1. Komunikasi produktif juga sebaiknya dilakukan secara efektif. Namun pasti ada beberapa kendala dan tantangan. Adakah tipe tipe komunikasi yg dapat disharing agar dapat efektif dan meminimalisir kesalahpahaman?
2. Komunikasi dgn anak tentu berbeda pendekatannya. Adakah pendekatan2 teoritis dan praktis (praktek) utk anak2 yg berbeda tahapan umur dan perkembangannya?
3. Komunikasi terkait materi materi tertentu,seperti kondisi pribadi, mengenai tayangan televisi, ttg sara, jika mengalami kendala, dan tdk ditemukan solusi, utama kepada anak, apa sebaiknya yg dilakukan?
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
1. Contoh kendala & tantangannya seperti apa?
2. Secara umum kaidahnya sama. Yg disampaikan di materi sudah praktis & teoritis. nanti kita akan belajar lagi tentang bahasa cinta yg sesuai untuk anak.
3. Jika daya pikir anak sudah tinggi.. maka kita bisa menerapkan kaidah komunikasi pd orang dewasa/pasangan.
1. Kenapa kita tidak bisa mengalahkan nafsu/ego/emosi negatif kita?
2. Istighfar mba.. Tarik Nafas panjang, ambil jeda. Berpikir dulu sebelum merespon. Hindari reaksi spontan. Dan hadirkan mindfulness..
10.
Maharani:
Ketika ada FoR kita berbeda dg pasangan. Bagaimana cara menyamakan pandangannya? Apakah FoR itu bisa berubah atau sudah kodratnya cara pandang seseorang?
11.
Kartini:
1. Bagaimana tetap memanjangkan sumbu nalar kita?
2. Saat sumbu nalar pendek bgmn cara menyambung kembali sumbu yg lebih pendek tersebut agar tidak kalah dr sumbu emosi? klo begini gimna ya π
12.
Asri:
Mohon bantuannya
ada 2 pertanyaan spt ini di kelas pranikah, kalau sudah dijawab diatas, mohon dicolek sy ya ππ
Edra - Bandung
Dalam komunikasi dan berinteraksi dengan pasangan ataupun orang lain, yang baik adalah kita memahami orang lain terlebih dahulu baru kita dipahami orang lain. Cara komunikasi dengan melihat waktu, memilih kata, dll bisa diaplikasikan dalam prosesnya. Akan tetapi, ada orang yang tidak peka sehingga selalu ingin dipahami tetapi tidak mau belajar memahami orang lain. Bagaimana cara menghadapi pasangan yang seperti ini.
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay: Ada sebuah kisah dari Umar bin Khatab r.a
‘Umar adalah orang yang memiliki firasat tajam, namun ia bukan orang yang sekilas lalu dalam memberikan penilaian.
‘Umar memiliki tiga ukuran untuk menimbang benarkah seseorang mengenali orang lain ?
Satu hari ketika seseorang memuji kawannya dalam persaksian sebagai orang baik, ‘ Umar bertanya padanya, ” Apakah engkau pernah memiliki hubungan dagang atau hutang piutang dengannya, sehingga engkau mengetahui sifat jujur dan amanahnya ?”
” Belum,” jawabnya ragu.
” Pernahkah engkau,” cecar Umar, ” Berselisih perkara dan bertengkar hebat dengannya sehingga tahu bahwa dia tidak fajir dalam berbantahan ?”
” Ehm, juga belum…”
” Pernahkah engkau bepergian dengannya selama 10 hari sehingga telah habis kesabarannya untuk berpura-pura lalu kamu mengenali watak-watak aslinya ?”
” Itu juga belum. “
“ Kalau begitu pergilah kau, hai hamba Allah. Demi Allah kau sama sekali tidak mengenalnya !”
_Dalam Dekapan Ukhuwah_, Salim A Fillah.
ππ»Kira2 apa hikmah yg bisa diambil ya..?
13.
Rahmah:
Mba, ada yang tanya *tolak ukur keberhasilan komprod dilihat darimana*
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Tujuan dr komprod apa?
14.
Reny Dewi:
Mohon pencerahan teteh untuk pertanyaan ini
Bagaimana mengatasi kendala komunikasi dengan pasangan dimana komunikasi lisan kerap tidak sesuai dengan harapan dan tujuan tapi justru komunikasi via tulisan terutama media perpesanan lebih sering nyambung. Hal ini tentu tidak sehat karna sedikit banyak mengurangi keakraban dan kedekatan dg pasangan.
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Clue nya sudah ditemukan di kalimat terakhir..Kenapa kurang akrab?
Kenapa saat ini keluarga/pasangan lebih banyak ngobrol melalui aplikasi chat?
15.
Wita Maulida:
Ikut nimbrung lagi.
Biasanya suka ada pertanyaan ttg bagaimana komunikasi dengan orangtua. Bisakah disamakan seperti dgn pasangan?
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Iya.. kaidah komunikasi dg orang dewasa sama dg komunikasi pada pasangan.
16.
Wita Maulida:
Mba2,, adakah marah yg produktif?
Serasa baca judul buku,
Jawab
Ika Pratidina:
Kemarin juga ada yg tanya mirip2 gini dan minta referensi buku, tak arahkan baca buku ayo marah nya bu irawati istadiπ¬
Ini jawaban saya terkait marah pada anak dan cara mengelolanya. Wallahu'alamπ¬:
marah itu emosi yang wajar dan manusiawi. saya jadi ingat di bukunya mba irawati istadi tentang _ayo marah_ , marahlah karena memang harus marah dan sudah waktunya marah, bukan marah sekedar ingin marah .
Marah itu harus dibatasi, diatur dan diarahkan.
π« Rosulullah pernah memberikan pelajaran ttg adab marah. bahwa orang yang kuat itu adalah bukan orang yg kuat secara fisik, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya
π«Saat kita marah, rosul mengajarkan untuk mengelolanya.
1. berwudlu. sederhananya, syaitan tercipta dari api, api akan hilang dengan air.
2. sholat, mohon ampun sama gusti Allah
3. ganti posisi, ganti suasana (kalau saya, mundur sejenak sebelum marah meluap). Hadistnya kira2 : bila salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk. Apabila amarah telah pergi darinya maka itu baik baginya, dan jika belun, hendaklah ia berbaring.
4. Apa yang disampaikan ibu kepada anak-anaknya bisa menjadi doa. Maka, marahlah dengan tetap menggunakan kata positif. susah? bangettt...
Pernah dengar kisah doa ibu saat marah yg selalu diucapkannya agar sang anak jadi imam masjid?
5. datang kembali pada anak saat marah kita sudah selesai, lalu praktekkan komprodnya
*Game Kelas Bunda Sayang*
Level 1
TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF
Selamaaat, Anda memasuki game level 1, di kelas bunda sayang ini.
πππππ
Yuuk kita ikuti tantangan bulan ini. Silahkan disimak baik-baik ya.
Berikut ini tantangannya :
KOMUNIKASI KELUARGAKU
A. Buatlah "family forum" ( forum keluarga) sebagai sarana komunikasi ala keluarga Anda.
B. Pilih *salah satu* dari keluarga Anda untuk melakukan tantangan komunikasi produktif bersama selama minimal 10 hari.
π _Bagi Anda yang belum menikah_ , silahkan *pilih salah satu* dari ayah, ibu, kakak, adik atau sahabat
π _Bagi anda yang sudah menikah_ , silahkan *pilih* dengan pasangan atau salah satu dari anak Anda.
C. Amati dan ceritakan dengan narasi pendek, disertai foto juga boleh.
Ceritakan ;
πHal menarik apa saja yang Anda dapatkan dalam berkomunikasi dengannya hari ini?
πPerubahan apa yang Anda buat hari ini dalam berkomunikasi?
D. Waktu tantangan yang kami berikan dari tanggal 2-18 november 2017
❓bagaimana caranya❓
π Anda *WAJIB* mengupload/menceritakan 10 hari dari 17 hari yg kami sediakan.
π Silahkan posting di blog ( *sangat disarankan* ), media sosial atau google doc.
π Setiap kali posting/upload gambar di media sosial, jangan lupa gunakan hastag:
#hari1 (sesuaikan hari tantangannya)
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Atau label *komunikasi produktif* bagi Anda yang mengaplod tulisan melalui blog
π Copy link tulisan Anda ke : ....
π Silahkan lihat real time seluruh postingan Anda di :.....
Ssttt... selain badge dasar kelulusan, ada tambahan bagde cantik loh, ini dia syaratnya ;
π Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan selama 10 hari, menyetorkan konsisten tanpa rapel atau loncat, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan ;
*You're Excellent*
π Bagi anda yang sudah menyelesaikan tantangan di level 1 ini dengan tepat waktu, setiap hari, tanpa rapel tanpa loncat (dilihat dari tanggal publish setoran link), kemudian melanjutkan praktek dan setorannya hingga minimal 15 hari berturut-turut, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan:
*Outstanding Performance*
π Untuk semua peserta yang berhasil menyelesaikan tantangan minimal 10 hari dari 17 hari yang disediakan, baik dirapel akan atau tidak, akan mendapatkan bagde dasar kelulusan game level 1 yang sudah disiapkan oleh para tim fasilitator bunda sayang.
Selamat berkreasi dalam membangun komunikasi bersama keluarga
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang 2017/
Pertanyaan dan jawaban
1.
Asty:
bund, kalo misalnya ada anggota keluarga yg tugas di luar kota, bolehkan forum komunikasinya berupa video call?
❓pertanyaan dr member
#meyakinkandiri bahwa mmg boleh
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay: Iya...
Boleh..
2.
Maesaroh:
✋π» mau tanya teh may... Selama 10 hr itu yg di amati hanya dengan 1 patner komunikasi saja kah atau boleh bbrp? Misalnya hari -1 dwngan suami, hari ke -2 dgn anak yg pertama... Gmn?
jawab
Ika:
Selama 10 hari dg org yg sama mba
Kalau saya sih, boleh, yg ditantang itu yg 10 harinya dg melalui jembatan forum keluarga.
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Boleh.. bisa juga forum keluarganya hanya dg anak, atau saudara yg lain.
Yg sudah punya anak sebaiknya fokus dg anak.
Tapi jika ada moment istimewa bersama suami, boleh jg diceritakan.
3.
Maesaroh:
Tantangan yg kita setor itu tantangan yg dilakukan hari itu jg kan bukan kegiatan kmarin2 lalu dituliskan untuk beberapa hrk k depan? Jd ada yg tanya setok tulisan d note untuk disetor hri brikutnya. Ini gmn?
jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Dilakukan selama periode tantangan.
4.
Fitroh Fasil Bunsay:
Teh mau nanya
1. Untuk posting di blog, maksudnya label komunikasi produktif itu bagaimana?
Apakah hanya menggunakan label atau juga dengan hastagnya?
2. Bolehkah menyetorkan/menceritakan kejadian kemarin dan baru ditulis hari ini? *karena bekerja diranah publik, jadj mengerjakannya pagi2 d kantor (dalam masa periode pengumpulan tantangan)
Jawab
Rahmah:
Kalo blogspot pakai label, kalo wordpress pakai tag
Chika Ka Fasil Bunsay:
2. Boleh..yg penting prakteknya saat periode tantangan. Bukan menceritakan masa lalu.
5.
Maharani:
❓❓mak mau tanya.. family forum dalam mind set saya kok kaya briefing keluarga atau seperti pillow talk gitu yah? Kalau misal anak lagi tantrum terus sesudahnya kita ajak bicara apa itu termasuk family forum?
Jawab
Rahmah:
Masuk
6.
Maesaroh:
Bundas ada yg bisa bantu jawb?
Adakah contoh aktivitas komprod untuk anak usia 2 thn yg belum terlalu nyambung diajak bicara dan belum lancar bicara, hanya bisa per satu kata?
Jawab
Chika Ka Fasil Bunsay:
Bacain buku cerita.
Snack time.
Main bareng.
Yg penting berusaha membuat family time yg berkualitas.
Sumber
Diskusi kelas Fasil Bunsay3 Bulan November
Tidak ada komentar:
Posting Komentar