Aliran Rasa Komunikasi Produktif
Farah diba:
1. tidak menyelesaikan tantangan, karena kesulitan mengungkapkan lewat tulisan
2. Namun tetap mempraktekan komunikasi produktif setiap harinya di keluarga
3. Tidak mengulang2 perintah kepada anak2
Santi
1. Prioritas kepada anak, merasa lebih sulit kepada anak
2. Moment jenuh dalam kebersamaan bersama anak selama 3 tahun,
3. Tantangan ini memaksa saya, koreksi saya untuk memperbaiki diri kepada anak
4. Ketika ditulis lebih merasa sabar, mengingat point2 komunikasi produktif
Sara Mukti
1. Bunda bekerja, sulit komunikasi pada anak. karena ketika pulang anak sudah tidur, dan saya pun
mulai lelah.
2. Bunsay ini memaksa untuk mempraktekan kepada anak
3. Dengan kompro ini saya lebih memikirkan dulu apa yang akan saya ucapkan apakah efek positif buat anak atau tidak
4. Tidak banyak praktek pada suami, baru pada anak saya.
5. berharap lebih memahami diri sendiri, kontrol emosi
Rayi
1. Sudah bisa menerapkan kepada anak, toilet training, sekolah,
2. Kompro tiap malam kepada anak, meskipun saya tidak tahu berhasil atau tidak, alhamdulillah anak sudah bisa mengikuti apa yang saya minta
3. Amazing setelah mempraktekan kata-kata positif kepada anak, alhamdulillah berhasil.
4. Saling memberikan komunikasi positif kepada anak
5. Sugesti positif tiap malam lebih berhasil
Layla
1. Objek berganti, pada anak dan suami, namun lebih cocok kepada diri saya sendiri
2. Sounding kompro pada anak, alhamdulillah meskipun anak masih kecil sudah paham apa yang saya minta
3. Berkomunikasi pada suami, mengungkapkan bahwa buku ini bagus, dan berhasil mengajak suami mau membaca buku tersebut
4. Lebih merasa kompro ini untuk memperbaiki diri sendiri
5. Sounding kepada suami sebelum pulang kerja, laporan keadaan rumah. Agar suami lebih siap menerima keadaan rumah ketika pulang kerja
Ade
1. Hakikatnya adalah saya yang harus lebih belajar berkomunikasi dengan baik
2. Anak dua, untuk kompro kepada salah satu diasingkan dahulu anak yang satunya.
3. Anak pertama lebih sensitif, saya lebih mendengarkan perasaannya dan meminta kepada anak maunya saya bagaimana?
4. Didik anak pertama lebih baik, maka anaknya kedua mengikuti (Pepatah)
5. Menatap, apresiasi, kepada anak.
Rosa
1. Kompro membuat ada perubahan, anak saya aktif mesti berulang2 kali saya ucapkan dengan menatap mata anak.
2. Menatap mata anak, menyentuh anak, point yang berhasil bagi saya untuk kompro
3. Kompro kepada suami, weekend bersama keluarga. ketika di mobil saya bisa mengungkapkan perasaan saya kepada suami. dan ini sangat berhasil bagi saya.
Dwi
1. Tantangan ini lebih kepada diri saya sendiri, emosi saya turun naik. ini berakibat kepada anaka2.
2. Anak2 kesulitan saya untuk bangun pagi, uring2an. semua saya yang menghandle. Kompro tidak berjalan efektif karena emosi naik.
3. Saya harus lebih banyak belajar unt kompro ini
Putri
1. Aplikasi kepada 3 anak lk, dan suami.
2. Kepada suami, waktu pas nya adalah ketika kenyang kondisi nyaman, anak2 nyaman. barulah saya bisa curhat kepada suami.
3. untuk anak pertama saya negosiasi bersama dan efektif untuk saya
4. untuk anak kedua, eye contact
5. Anak ketiga, dengan banyak bercerita karena lebih ekspresif
6. Reportnya masih belum optimal
Novika
1. Anak pertama lebih kritis, buat waktu peringatan itu lebih sukses
2. Dengan kita memberikan kompro positif kepada anak yang besar memberikan efek teladan kepada anak yang kecil dari anak yang besar.
Wulan
1. Kendala suami, tipikal kepada suami meminta bukti, saya sedang berproses
2. Mengungkapkan kepada suami ilmu ini, tidak ada report di awal, setelah tiga hari mulai efektif suami mengikuti.
3. Ketika saya terlalu lelah, saya tidur untuk menghilangkan rasa emosi saya. setelah tenang saya baru berbicara kepada anak.
Yuki
1. Tantangan kali ini, lebih banyak kepada anak, terutama anak yang pertama usia 4th
2. Kendala penulisan laporan malam, lewat waktunya.
3. Tidak selesai tantangan pertama ini
4. Anak pertama tipikal yang kompromi dengan baik. lebih sulit adeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar