Kamis, 11 Mei 2017

Pop kort bermekaran secantik hati dinda

POP KORT BERMEKARAN SECANTIK HATI DINDA

  Oleh: Ummizaid


Lembayung sendu semburat menghias langit hingga memerah memberi warna indah sore itu.
Burung-burung belibis dan pipit beramaian melintas diatas langit, pulang ke sarang. Pertanda alam gelap akan datang dan burung-burung pun diberi ilham oleh sang Kuasa agar tinggal disarang mereka kala gelap datang.
Sunyi sekali hati Dinda menyergap nelangsa, bingung pasrah menghadapi ujian Allah padanya.
Tiada lain obatnya harus bersabar, berusaha dan berdoa kepada sang penggengam jiwa-jiwa seluruh makhluk bumi
Namun kesunyian ini sering menyergap dan membuatnya sesak. Hingga Dinda sendiri bingung sesak ini penyakit atau sesak karena buatan hatinya yang mengada-ngada. Kadang dengan kesendiriannya Ia sering melamun dan membuatnya berpikiran buruk dan menghayalkan kejadian masa depan yang fana.
Sungguh siapakah kita ini hanya manusia semata yang semua kehidupannya telah tertulis dalam kitabNya, kebaikan dan keburukannya. Namun mengapa Ia merasa ingin selalu meraba akan azal kematiannya. Meskipun Dinda tahu bahwa kematian semua makhluk di bumi mesti telah rapi tercatat dalam buku besar Sang Kuasa.
Sehingga seakan Dinda merasa seperti orang yang tidak waras, mengoceh sana-sini tidak jelas. Ingin Ia lepas semua daya khayalnya kepada Robi suaminya. Dalam kenyataannya mungkin sebenarnya Robi bisa saja ingin tertawa lucu geli namun bingung.
Suatu ketika Ia menemani Dinda jalan-jalan pagi dan Dinda mengajaknya berbicara mengenai masa depan anak-anaknya kelak, ‘Bahwa Aisyah bagusnya nanti kuliah di   Luar Negeri di Jerman saja, Aisyah otaknya lebih dominan kiri, sekarang saja sudah kelihatan. Dan untuk Umar nanti dapat beasiswa di Mesir bakalan belajar Al Quran dan pendidikan agama mendalam, otaknya dominan kanan’
“…..…”.sungguh baiknya Robi sabar meladeni Dinda, hingga Ia mencoba menjawabnya dengan berhati-hati agar tidak melukai hati Dinda. Robi menjawab, “Kita lihat saja nanti ya D, (panggilan sayang untuk istrinya)”
Walhasil Dinda mengerti dan Ia tidak sakit hati dengan jawaban suaminya itu.
Sekali lagi pernah juga Dinda berkata, “D gak yakin K (panggilannya pada suaminya) apakah D masih ada atau tidak ya, kita sekarang omongin besok aja dulu ya, jangan yang jauh-jauh waktunya, pelan-pelan aja”
“Sekarang si D sudah bersyukur dikasih hari ini, D mau maksimalkan kebaikan setiap yang Allah kasihkan ke D, jadi kita bicarakan setiap hari untuk esok saja ya!, Pinta Dinda pada Robi suaminya
“Hiks….terbayang bagaimana Robi harus menata hatinya mendengar istri tercintanya berkata demikian.
Namun disinilah kekuatan yang harus dipertontokan, disinilah kekuatan mental Robi yang harus dibuktikan. Apakah Robi menyayangi Dinda apa adanya? Apakah Robi rela meninggalkan Dinda dalam keadaan seperti ini, sungguh hanya orang-orang kuat saja yang mampu menjalaninya, hanya orang-orang dengan rahmat Allah saja yang siap melaksanakannya. Tergantung waktu bergulir berapa lama ia berputar menemani Dinda menjadi surviver melawan penyakitnya ataukah berapa lama Robi sanggup menemani Dinda dalam setiap detik kehidupan yang masih diberikan Sang Pemberi Kehidupan, Ya Hayyul Qoyyum….La Hawla Wala quwwata Illah billah… Robi mendesah dalam doanya.
Bukan hanya Robi yang berjuang, kadang manusia yang melihat tidak mengerti kepada siapa mereka harus simpati. Padahal sesungguhnya Robi dan Dinda hanya butuh penguatan bahwa apapun keputusan Tuhan kita harus menjalani dan Ridho menerimanya dengan ikhlas, Karena kita hanyalah hamba. Ketika senang bersyukur dan ketika diuji dia tawakal.
Segala ikhtiar terus di coba untuk Dinda. Tapi yang memperparah keadaan adalah, Dinda bukan hanya sakit fisik namun juga sakit ke jiwanya. Mungkin makhluk lain di alam sana ikutan “nimbrung” mengacak-acak sistem otaknya yang terus berputar berpikir. Seakan Ia akan pergi jauh dari alamnya sekarang, dan ingin memberikan yang terbaik dalam hidupnya sebelum kehidupannya berakhir. Dinda ingin khusnul khotimah dalam akhir hayatnya.
Robi memutar otaknya untuk mencari cara penyelesaian yang terbaik, dan harus diurai satu-satu permasalahannya. Kepelikan utama adalah penyakit yang bersarang dijiwanya hingga keadaan ini merusak dan membuat lama proses penyembuhan Dinda.
Perjuangan saat itu Dinda harus menunggu Robi kembali dari lawatan tugas kerjanya ke negeri seberang. Dan saat itu Ia memutuskan perjuangan akhirnya ketika suaminya kembali dan Ia bersua dalam rindunya yang panjang untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya dan permohonan maafnya bila selama menjadi istrinya, Dinda banyak menyakiti hati dan belum menjadi istri yang baik buat Robi. Dinda merasa yakin bahwa itulah hari terakhirnya di dunia.
Malam bulan purnama Robi kembali dalam pelukan istrinya, dalam rindu mereka berdua sebagai suami istri. Terasa sekali “mitsaqon Golizah” pertalian yang di Ridhoi Allah. Penuh cinta Ilahi dan diberkahi.
Pagi pun menjelang dalam kelelahan panjang bagi Dinda. Ia malas sekali untuk bangun, tubuhnya pun terasa berat dan sulit digerakan. Gemetar dan kram sekujur tubuhnya sakit dan sangat berat.
Kala Dinda membuka matanya, Dia melihat anak perempuan cantik memakai gaun putri dan anak lelaki kecil sangat lucu serta seorang laki-laki tampan disampingnya. Mereka tersenyum indah sekali, seakan Ia menemukan bidadari-bidadari surga disana. …”Tuhan kenikmatan yang mana lagi yang aku dustakan” Rasanya cukup kurasakan indahnya duniamu…bathin Dinda bergumam dalam gemetar dan sakit tubuhnya yang berbaring.
Ia tidak mau bangun atau malas bangun, entah mana yang sesunggnya fakta. Namun Dinda merasa sangat berat untuk bangun. Ingin rasanya Ia tidur selamanya tanpa merasakan kesakitan.
Disanalah Dinda berujar kepada Robi suaminya, “K..D udahan saja ya, D gak kuat, capek, lelah, D pengen tidur”….ujarnya.  “Kaka cari yang lain aja yah, buat gantiin D, banyak yang lebih cocok buat Kaka, inshaAllah kaka akan bahagia”..Pinta Dinda. Ia merasa disinilah cintanya kepada suaminya, Dia rela suaminya menikah lagi. Karena Dia merasa sudah tidak mampu memberikan yang sebaiknya Robi dapatkan. Dia tidak akan bisa menjadi istri yang sesuai keinginan Robi. Dia ikhlas, Dinda ingin melihat kebahagiaan itu sebelum Ia pergi.
Seketika Wajah Robi kecewa mendengar permintaan Dinda. Dan dengan memelas juga Robi menjawab permintaan Dinda, “D, Kaka tidak mau dengan siapa-siapa, Kaka pengen sama D aja” sambil Ia menatap Dinda dan berharap padanya agar Dinda terus semangat.
Dinda, Ia bingung menjawab permintaan Robi. Dan Dinda diam.
“Ayo D kita sama-sama berjuang melawan penyakit ini, kita pasti bisa, Kaka yakin itu. Kita usaha dulu ya, kita minta sama Allah dan kita jalani pengobatan dan kita cari ikhtiar lain supaya D bisa sehat lagi. Dan kita bersama-sama lagi nantinya, kasian Kaka, kasian Aisyah dan Umar. Apa D tidak kasian melihat kami?” pinta Robi lagi Dinda
Rasanya terbang perasaan Dinda dengan permintaan Robi, serba salah bathinnya berkecamuk. Selama Ia sakit dalam lemahnya tidak bisa bangun, Robi rela membersihkan kotorannya, mengelap badannya karena belum bisa bangun dari tidurnya. Menjaga Aisyah dan Umar, mencari nafkah untuk mereka, mengais rezeki lain untuk membayar pengobatannya. Robi semangat memperjuangkan dirinya agar bisa bangkit dari lemahnya melawan penyakit yang menggerogoti dirinya. Lalu kemana Ia ketika Robi memintanya untuk berjuang bersamanya melawan penyakit ini. Sungguh siapa sebenarnya yang lebih keras perjuangannya? Apakah yang sakit ataukah yang hidup dalam belahan jiwanya?
Robi mau melakukannya tidak sedetikpun Ia mengeluh kepadanya. Malah Robi terus memberikannya semangat, menuruti apa maunya yang kira-kira masuk akal dan tidak macam-macam.
Dinda merasa disinilah jihadnya sebagai istri, disinilah Dia membuktikan cintanya kepada suami, saat inilah Dia dan Robi bersama bersandar pada sang Khalik pemberi kehidupan semua makhluk. Saat itulah Dinda melayang jauh pikirannya dan entah kekuatan apalah yang datang pada tubuhnya, sudah pasti Allah namun mesti juga semangat itu kekuatan setelahnya untuk bisa bangkit berjuang. Sekarang ini perjuang pertamanya adalah bangkit dari pembaringannya yang terasa sangat berat menjadi semakin ringan.
Robi berkata, “ayo D kita minum obat yuk!”
Dinda menyahutinya, “K mau tolong D ya, inshaAllah D mau berjuang, tolong D diarahkan yah ke jalan perjuangan yang benar, selama ini D merasa sakitnya malah menjadi-jadi karena D berjuang sendiri dan merasa yakin, namun ternyata memperparah penyakit D, sekarang D ikutin Kaka  saja yah.”
“inshaAllah, ayo sekarang D coba bangun ya dan minum obat, semoga Allah mendengar permintaan hamba_Nya yang ingin berjuang, yakinlah D bahwa berjuang untuk hidup itu adalah jihad juga.” Aamin ya Robbal alamiin… ujar Robi
Bahagianya Robi melihat Dinda yang mulai semangat menjalani hidup, semangat yang ikhlas tanpa ambisi. Semangat yang mereka jalani berdua bersama.
Semangat menjalani kehidupan di negeri seberang. Dinda bertekad menjalani hari-hari bersama kembali mengikuti Robi dalam tugas kerjanya. Memboyong kedua anaknya Aisyah dan Umar.
Senja mulai masuk, semburat lembayung kuning menyinari menembus kaca rumah. Sinarnya memantul muka Dinda yang sedang duduk tepat dibelakang kaca. Sambil meminum obat sorenya Dinda tersenyum manis. Semanis bunga-bunga sakura (popkort) yang tumbuh di Korea kala musim semi. PopKort (Bunga seperti popcorn jagung yang merekah ketika di goreng)#

Rabu, 10 Mei 2017

Aliran Rasa game level 4, gaya belajar anak

Ini game yang sangat keren, hanya saya harus lebih fight lagi dalam membersamai anak-anak. Masih harus lebih rapi managemen waktu. Sedih tidak dapat badge karena banyak merapel setoran game ini. Namun benar-benar menjadi pelajaran buat diri sendiri.
Bagaimanapun ini adalah belajar tidak pernah berhenti sampai disini, terus bekerja dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga. Untuk anak-anak dan suami tercinta. Semoga Allah memudahkan niat ini untuk menjadi kenyataan bergiat menjadi lebih baik lagi. aamiinyra.


Cemilan Rabu🍯🥜
Materi #4 Gaya Belajar Anak
*SCL, Student Centered Learning* 🔬📦📊
Apa itu SCL?
Student Centered Learning, Pembelajaran berpusat pada siswa adalah :
_Pengajaran yang 'sadar' terhadap siswa dan kebutuhan mereka melebihi hal lain, menempatkan siswa di pusat proses belajar._
Siswa lebih aktif dalan proses belajarnya sementara guru menjadi fasilitator dalam proses belajar, bukan sebagai presenter informasi.
SCL, tidak hanya memungkinkan siswa atau anak memilih apa yang harus dipelajari, tapi bagaimana dan mengapa topik tersebut.
Brandes and Ginnis (1986), dalam bukunya ‘A Guide to Student–Centered Learning' menjelaskan prinsip utama dalam SCL adalah :
1⃣‌Pelajar atau siswa bertanggungjawab penuh terhadap apa yang dipelajari
2⃣‌Keterlibatan dan partisipasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar
3⃣‌Hubungan antar pelajar atau siswa adalah sama (setara), bertumbuh dan berkembang
4⃣‌Guru bertindak sebagai fasilitator dan narasumber
5⃣‌Pengalaman belajar berpengaruh dalam pendidikannya (afektif dan kognitif mengalir bersama)
6⃣‌Pelajar melihat dirinya berbeda sebagai hasil dari pengalaman belajar.
_*Implikasi SCL dalam Desain Kurikulum siswa*_
SCL mencakup gagasan bahwa siswa memiliki pilihan tentang apa yang harus dipelajari, bagaimana cara belajar dan sejauh mana hal tersebut bisa dia lakukan. Pada akhirnya setiap siswa akan mempunyai _personalized curriculum_ yang pasti amat berbeda dengan siswa yang lainnya.
_*Strategi Belajar "Student Centered Learning"*_
*KWHLAQ* salah satunya. Siswa dapat menggunakannya sebagai panduan untuk memperdalam topik yang dipelajari. Orangtua atau guru pun dapat menggunakannya untuk menstimulus siswa memperdalam informasi terkait topik yang dipelajari.
Masih bingung? Tenang, contoh penerapannya dapat disimak di infografis yang menyertai cemilan ini.
Selamat belajar bersama ananda 📚
_Jurnal, Geraldine O’Neill and Tim McMahon, 2005, STUDENT–CENTRED LEARNING: WHAT DOES IT MEANFOR STUDENTS AND LECTURERS?, University College Dublin_
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/
Foto Sukeng Lukito.

















Sabtu, 06 Mei 2017

Riset ke 10 Gaya Belajar anak-anak Husni Fam

Riset ini harus lebih mendalam lagi, aku harus lebih memikirkan lagi hal-hal terbaik buat anak-anak dalam menerima dan mengolah informasi.

Pagi tadi aku menelpon Khansa yang sedang di asrama. Aku mencoba menanyakan kepadanya perihal tabel ini.

Dan ketika aku menanyakannya satu-satu, Khansa sudah bisa menebak bahwa ini mengenai gaya belajarnya. Dia menjawab pernah mengisi tes ini di sekolah.Dan hasilnya adalah hampir seimbang. namun yang terbesar adalah visual, auditory, kinestetik. (scor:18/17/16)Hampir seimbang disetiap gaya belajar Khansa.Aku pun tetap mencoba menanyakan tabel informasi tsb, dan memang hasilnya tidak jauh-jauh beda dengan hal tersebut diatas. seimbang disetiap gaya belajar.Semoga hal ini memudahkan Khansa menyerap informasi di mana saja dengan baik. aamiinyra

Untuk Laskar semakin diteliti untuk gaya belajar kinestetiknya memang semakin mengerucut. namun untuk gaya belajar keduanya yaitu visual atau auditory, belum dapat aku pastikan lagi, karena menurut riset aku menemukan bahwa Laskar gaya belajar keduanya adalah visual. namun pada tes psikologi nya ketika dia kecil dia baik dalam gaya belajar auditory.Aku berharap tidak ada kaitannya dengan berkurangnya aktifitas telinganya yang terkadang dulu waktu dia kecil telinganya suka sakit. semoga tidak mempengaruhi hal tersebut. aamiinyra

Untuk Fashal aku menemukannya dalam dua stile gaya belajar, yaitu kinestetik dan visual. Namun masih harus lebih fokus lagi aku meneliti gaya belajarnya yang paling dominan. Ketika Fashal menonton tv atau acces internet dia sangat suka. terlihat dari matanya yang tidak bergeming. aku berharap ini segera berlalu dan Fashal menemukan yang terbaik. aamiinyra

Untuk Zaid, aku menelitinya menemukan bahwa stile nya dalam belajar adalah kinestetik dan visual. Namun tetap harus lebih fokus lagi. Semoga Allah memudahkan. aamiinyra

Riset ke 9 Gaya Belajar Laskar dan Fashal

Malam ini aku mengajak anak-anak berpikir dengan permainan matematik. Sambil menguji ekspresi mereka lebih dalam lagi perihal gaya belajar kedua bujangku ini, Laskar dan Fashal. Untuk lebih meyakinkan aku dalam menstimulus belajar mereka sesuai dengan gaya mereka.
Aku memberikan soal cerita matematika. Soalnya seperti ini:
Ada tabung besar kosong akan diisi kelereng penuh. Tabung tersebut akan penuh terisi kelereng dalam waktu 60 detik. setiap detiknya ada dua kelereng yang mengisi tabung tersebut. Pertanyaannya adalah pada menit keberapa tabung tersebut sudah terisi setengahnya?
Seru Laskar berpikir dengan berbagai ekspresi hehehhe
Jawaban pertama Laskar adalah menit ke-30
Ini adalah jawaban yang paling banyak waktu pertama kali aku dapatkan pertanyaan ini.
Laskar masih saja menjawab 30, tidak yakin kalau jawabannya salah.
Kemudian masuk sepupunya juga menjawab 30, heheh
Laskar berpikir dengan banyak gerakan badan, menggigit tali bantal guling, karena memang aku membuat sesi ini santai saja dalam posisinya sambil tiduran. Kadang juga dia memejamkan mata.
Kemudian adiknya, Fashal masuk. Aku mengulangi lagi pertanyaan tersebut kepada Fashal dan sepupunya. Fashal sepertinya masih belum mengerti. Dia menjawab hanya ikut-ikutan saja. Namun ekspresi nya sebenarnya yang aku ambil dari mereka ketika berpikir.
Fashal tidak jauh berbeda dengan Laskar. Namun aku belum bisa menyimpulkan berlebihan dengan riset ini karena Fashal terlihat masih belum memahami pertanyaannya.
Demikian riset kali ini semoga semakin memantapkan hati membuat stimulus-stimulus terbaik buat anak-anak dalam belajar. aamiinyra

Riset ke-8 Gaya Belajar Fashal

Malam tadi Fashal merasa lapar.
Alhamdulillah dia sudah bisa menceplok telur, dalam hal ini Fashal memang menyukai memasak. dan setelah dicocokan diteliti gaya belajar Fashal adalah kinestetik
 Melihat kecenderungan Fashal dalam belajar ini, aku lebih banyak mengajak Fashal praktek terjun langsung. Dia suka memasak membuat kue, memancing dan bersepeda.
Saat ini masih harus terus eksplore mengenai gaya belajar Fashal yang paling tepat dan menstimulus nya dengan gaya belajarnya tersebut

Jumat, 05 Mei 2017

Riset ke-7 Untuk Gaya Belajar Khansa

Untuk Khansa yang sedang sekolah di boarding, aku masih harus menanyakan beberapa pertanyaan baik ketika telepon.
Namun satu hal yang membuat saya kagum, Khansa memiliki nilai IQ diatas rata-rata. Secara kasat mata sepertinya tidak kelihatan.
Di sekolah juga dia biasa-biasa saja dalam pelajaran.
Hal ini membuat saya merenung ada apa? Setelah jam sekolah alhamdulillah Laskar sudah fokus menghapal bismilah

Riset ke-6 untuk Gaya Belajar Zaid

Zaid ini usianya mau msuk 5 tahun untuk bulan Juni besok. Aku masih benar-benar merabah gaya belajarnya. Meskipun aku sudah melihat kecenderungan-kecenderungan. Contohnya, Zaid ini suka sekali dengan bermain peran pura-pura. Dia suka memasak, suka main blender, mixer dll yang sifatnya memutar atau menggiling.
Tapi Zaid juga sangat suka menonton film kartun atau set permainan.
Apakah hal-hal ini pertanda gaya belajar Zaid adalah kinestetik dan visual? Semoga pengamatan risetku benar. aamiinyra

Riset ke-5 untuk gaya belajar Laskar

Ba'da Isya Laskar sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, mengumpulkan label obat dan penjelasannya. Menanyakan dan meminta izin mengambil label-label dan penjelasan pemakaian obat yang ada dirumah.
Alhamdulillah Laskar mulai kelihatan perkembangan tanggungjawabnya pada tugas yang diberikan. Dia kelihatan senang mengerjakan tugas-tugas yang sifatnya praktek. Membuat project science dan art namun masih terus mencari-cari fokus bidang yang dia suka dan akan ditekuni.
Semoga ini bisa menambah wacana gaya belajar Laskar dan aku sebagai uminya harus mencoba mengeksplor lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bersifat praktek ini.
Semoga Allah memudahkan. aamiinyra

Kamis, 04 Mei 2017

Riset ke-4 untuk gaya belajar Laskar

Sehabis maghrib Laskar mulai fokus dengan hapalan Al Qurannya. Alhamdulillah besok katanya setoran surat terakhir untuk bisa wisuda juz 29 nya. Aku berdoa semoga Allah memudahkan anak-anak untuk saat ini Laskar dalam menghapal dan mempraktekan Al Quran. aamiinyra.
Agak- agak kurang nyaman kali ini, Laskar kurang fokus menghapal meskipun ini juga sebenarnya murojaah karena menurutnya dia sudah hapal surat ini.
Keisengannya ini sesungguhnya yang membuat Laskar menjadi tidak fokus. Ini gaya belajarnya yang kinestetik membuatnya tidak bisa diam. Jadi selepas isya ketika adiknya mau bersamanya di ranjang tingkat. Laskar kurang suka jadinya dia sangat iseng mengganggu adiknya dan membuat adiknya tidak nyaman. Zaid adiknya pun menangis. Abi nya meminta Laskar turun dan pindah ke kamar lain. Alhamdulillah dia menurut mengikuti saran abinya. Namun ternyata tanpa sepengetahuan saya yang tertidur sekejap karena mengantuk menemani Fashal yang sudah mau tidur. Zaid ke kamar lain tempat Laskar murojaah. Dan terulang lagi keisengannya membuat Zaid kurang nyaman dan menangis. Tangisan Zaid membangunkan aku dan abinya, kami kaget dan tentu membuat abinya juga jadi sedikit emosi karena kaget terbangun dari tidur sekejap sungguh rasanya tidak nyaman. Sama halnya dengan saya jadi kaget.
walhasil Laskar kena sedikit teguran dari abinya, aku juga ikut-ikutan menegurnya, memintanya tidak membuat Zaid menangis.
Abinya keluar kamar membawa Zaid ke kamarnya dan menutup kamar Laskar.
Aku balik ke kamar laskar untuk mengambil sprei dan kulihat Laskar meneteskan air mata dia menangis. hiks aku jadi serbasalah, aku sedikit memberikan nasehat. Semoga membuat Laskar nyaman. aamiinyra

Riset hari ketiga gaya belajar anak

Pagi tadi fashal bertanya pembagian 42:6 berapa mi? Ternyata ada pekerjan rumah dari gurunya yang harus dikerjakan.
Aku tidak langsung jawab, kebetulan aku sedang didapur membuat sarapan pagi dan bekal buat anak-anak. Aku tertegun sebentar sambil berpikir bagaimana caranya yang enak dan mengena buat fashal.
Aku harus menemukan barang atau benda yang jumlahnya 42....apa itu?
Subhanallah pas badanku berbalik mau mengambil bawang untuk bumbu nasi goreng. Aku melihat sekeranjang bawang merah disana. Tanpa pikir panjang Aku ambil bawang-bawang merah itu sebanyak hitungan 42 bawang, aku tarok diatas piring plastik besar. Kemudian aku inget, aku punya piring-piring kertas bekas kue ulang tahun yang masih aku simpan di lemari piring. Alhamdulillah ada lebih dari 6, cukup untuk eksekusi praktek belajar pembagian Fashal.
Aku letakan sepiring bawang merah ini diatas meja, dan aku tarok piring-piring kertas berjejer di atas meja juga sebelahan dengan piring bawang. Kemudian aku minta fashal membagi bawang ini masing-masing satu-satu dulu setiap piring, kemudian dua dua, tiga-tiga dst sampai habis. Aku lepas dan mengawasi dari dapur ketika dia membagi bawang ini kesetiap piring kertas. Terakhir tidak habis....dan ternyata aku mengambil bawang merahnya berlebih. Kemudian aku minta fashal menghitung bawang-bawang di semua piring kertas yang ada, aku tanyakan padanya, apakah ada 42? Alhamdulillah lengkap ada.
Kemudian aku minta fashal menghitung bawang disetiap piring kertasnya apakah sama rata masing-masingnya? Tadinya fashal masih kurang mengerti, namun lama-lama insyaAllah dia mengerti.
Alhamdulillah akhirnya Fashal menemukan bahwa 42:6=7 dan ada 7 siung bawang merah disetiap piring kertasnya.
Demikian riset gaya belajar untuk Fashal semoga menambah kepandaian ku sebagai ibunya mendidik anak-anak sesuai gaya belajar mereka agar hasilnya optimal. aamiinyra



Rabu, 03 Mei 2017

riset kedua gaya belajar

Riset kedua aku mencoba mencari hasil psikotes. alhamdulillah bisa menjadi bahan perenungan untuk selanjutnyya. mengumpulkan berkas yang dibutuhkan




Selasa, 02 Mei 2017

Riset awal mengamati gaya belajar anak-anak Husni Fam

Ini hari pertama aku mencoba mengerjakan tantangan 10 hari bunda sayang dalam mengamati gaya belajar. its too late its ok,,,, its be better if I don't do it. bismillah semoga tercapai tujuannya mengamati proses belajar anak-anak dan mendapatkan lebih rinci gaya belajar mereka.

Sore tadi aku menanyakan satu-satu kepada anak-anak, perihal pertanyaan list yang diberikan bunda septi mengenai gaya belajar mereka. sebenarnya anak-anakku sudah melakukan tesr psikologi untuk gaya belajar ini, namun kok melihat hasil tes psikologi dan wawancara di list aku beda ya? apakah da kemungkinan berubah yah gaya belajar mereka.

Dari daftar list-list tersebut,
Laskar lebih cenderung pada kinestetik dan visual tapi di test psikologi kinestetik dan auditory
Fashal juga sama kinestetik mix dengan visual
Zaid dan Khansa belum aku temukan...

Semoga besok aku bisa meramu lebih jitu untuk mendapatkan hasil riset jitu mengenai gaya belajar mereka anak-anak hebat Husni Fam

Bismillah


Gelar semua manusia, alm

Itu gelar pasti pak, kita semua juga sedang menanti di wisuda. Gelarnya alm, khusnul khatimah atau suul khotimah silahkan dipilih....

Kalo si buya yg di video ini, sudah rajin menabung untuk menanti gelar alm nya. Lantas kita sudah punya tabungannya belum? Atau kita belum memikirkan gelar ini? Atau hanya terlintas saja kita pikirkan? Padahal gelar ini bisa kapan saja kita terima, gak tua gak muda, gak sehat gak sakit, gak miskin gak kaya, gak terkenal gak dikenal, gak direktur gak tukang sapu, gak presiden gak rakyat....

Kita harus siap menerima gelar ini, karena kita gak bisa lari dari gelar ini.
Sekelas Firaun pun ketika menyebrang lautan mengejar Musa, Firaun mengaku Tuhan, namun dia mengakui Tuhannya Musa ketika nyawanya sudah ditenggorokan, tapi Allah tidak menerima taubatnya, dan Firaun tenggelam di laut.

Sekelas Raja Namruz yang mengaku bisa menghidupkan dan mematikan tetap tidak mampu mengelak gelar ini, Allah mengirimkan nyamuk yang mengakhiri nyawanya.

Sekelas Abraha membawa pasukan bergajah menghancurkan kabah
Tapi binasanya Allah mengirimkan batu2 kerikil dilempari oleh burung2 dilangit

Sekelas Jalut dan Thalut yang katanya sangat perkasa
Mautnya ada pada ketapel Nabi Daud yang kecil

Sekuat apapun kita, sekaya apapun kita, sehebat apapun kita gak bisa mengelak dengan gelar ini kawan....

Yuk kita nabung untuk mendapat gelar khusnul khatimah pada akhir gelar kita. Aamiinyra