Project ini hadir ketika aku dan suami beserta anak-anak silahturahim ke Bogor, hadir seketika saat seru-seruan di mobil. aku mengamati kesantunan sudah sangat diperlukan di keluarga kami. karena melihat gelagat yang kurang nyaman dari bahasanya Zaid kalau sedang marah dan ngambek. keluar kata-kata yang kurang nyaman didengar...(bebek, pa*t**t, b*r*k). Waktu di mobil itu aku tiba-tiba mengkhawatirkan ucapan anak-anakku. Apalagi saaat itu kita semua akan berkunjung kerumah uwak nya anak-anak di Bogor. Hampir se tahun kami tidak berkunjung kesana. Meskipun kalau bersua, biasanya ketika arisan keluarga kami bertemu sekitar tiga bulan sekali.
Aku membayangkan kok bakalan kurang nyaman saja ya, seandainya Zaid nanti ngambek dan mengeluarkan kata-kata jelek tersebut. Kok malu amat ya, seakan aku dan suami tidak mengajarkan sopan santun, meskipun Zaid masih kecil hal ini membuat keluarga kami tidak nyaman.
Jadilah aku mencoba melontarkan ide ini di mobil. Aku mengajak anak-anak dan abi-nya untuk membuat project berbahasa yang manis dan santun. Tadinya dua bujangku itu, Abang Laskar dan Fashal menolak project ini. entahlah apa yang mereka pikirkan, apa aku dikiranya mengada-ngada dan hal ini tidak perlu dilakukan bagi mereka, Karena memang bisa jadi Abang Laskar dan Fashal mengira bahwa hal ini mudah dan tidak perlu dibuat project. kadang-kadang kata-kata jelek ini keluar memang untuk lucu-lucuan saja bagi Laskar dan Fashal ketika bermain. Namun keadaan ini menular kepada adiknya zaid yang sedang dalam fase meniru bulat-bulat tanpa tahu bahwa ini tidak baik dan tidak sopan. baginya ini lucu, setiap kata ini keluar menjadi bahan tertawaan.
Saat itu juga Laskar mengucapkan kata, "malas, cape" ketika aku melontarkan ide project ini. Alhamdulillah abi nya langsung menegur Laskar untuk kata negatif yang di ucapkannya itu. Aku merasa ini awal yang baik untuk memasukan nasehat-nasehat positif buat Laskar. Jadilah aku menambahkan nasehat padanya, bahwa kalimat ini menjadikan diri kita negatif dan membuat kita sendiri menjadi malas. Karena image itulah yang kita bangun. Tidak ada kemauan untuk berubah. kalau malas, cape, aku bilang gak usah hidup sekalian. kalo dah merasa cape, kita masuk surga aja gak ada rasa cape disana. Abinya menambahkan balik tanya kepada Laskar," kenapa kamu suka sekali mengucapkan kata malas, cape?, ini gak bagus,
Alhamdulillah moment ini membuka wacana dan pemikiran baru buat keluarga kami. Saat itu juga aku mengutarakan permainan project ini, terinspirasi dengan project bunda Septi perihal tiket masuk atau tidak boleh masuk ketika melakukan kesalahan yang telah disepakati bersama.
Aku buat project ini dengan pemberian kartu merah bila ada yang mengucapkan kata-kata jelek dan negatif. Dan berakibat pada diberikan hadiah atau tidaknya. Aku menawarkan hadiahnya es krim. Aku bilang kalau ada kartu merahnya tidak dapat es krim.
Heee heheh ketika tahu hadiahnya es krim, anak-anak tambah semangat. dan mulai bertanya- tanya kalau ini itu bagaimana? aku bilang jalanin saja. Coba jadinya kan kalau mau ngomong sekarang pakai mikir gak langsung asal saja. Awalnya Zaid tidak mengerti namun lucunya karena dia masih kecil kadang-kadang suka keluar kata-kata jelek sambil buat lucu-lucuan. kalau demikian kedua abangnya teriak, "Zaid dapet kartu merah nih, ucapannya jelek, Zaid gak dapet es krim" lama-lama Zaid mulai terbiasa mengucapkan yang baik meskipun tidak langsung namun aku melihat ada perubahan.
Serunya, aku juga kan berusaha mengajarkan bahasa yang manis ketika meminta tolong atau meminjam barang milik orang lain. Aku meminta anak-anak mengucapkannya dengan santun dan manis dengan rayuan agar pemilik atau orang yang diminta tolong merasa senang. Diawal Zaid mengucapkannya, dia selalu ketawa lucu banget seakan dia mengucapkannya dengan malu. contohnya ketika dia minta dibuatkan susu, aku memintanya untuk mengucapkannya, Umi yang cantik tolong buatin aku susu" setelah dia mengucapkannya dia ketawa keras dan malu-malu sangat lucu. Kami pun mendengarnya ikut-ikutan ketawa. Dan aku juga meminta abang Laskar dan Fashal melakukan hal ini. Bila tidak dilakukan kami sama- sama berkomitmen untuk tidak menggubris permintaannya tersebut. ini ketentuan bagi anggota keluarga Husni Fam. project ini jadi seru bagi kami dan Alhamdulillah semakin lancar sampai saat ini. Setiap ada kata-kata jelek atau negatif keluar maka kami saling teriak dapat kartu merah.
Aku berharap semoga ini awal kebaikan bagi keluarga kami, semoga project ini terus berjalan di keluarga kami. Aamiinyra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar