Selasa, 23 Juni 2020

False Celebration

Dan kali ini kita diminta false celebration dengan apa yang sudah kita jalani ini selaku mente dan mentor. Asli dalam permente dan mentoran ini hehheheh aku selaku mente juga tidak membuat list to do, jadi ngambang aja mengalir aja namun tentunya kurang gereget la yah, karena kita gak ada panduan mau mengerjakan apa dan mau ngapain.
Begitu juga akhirnya aku sebagai mentor jadi kurang juga mengayomi mente ku, mengadakan pembimbingan kalau ada pertanyaan aja. padahal sebenernya ini toh seperti sistem perkuliahan ya.... ada schedul time, list to do, evaluasi dan tentunya penilaian ya kan, sehingga bisa dikatakan berhasil.
ist ok lah, yang pasti alhamdulillah dengan sering ngobrol setidaknya dapat menangkap ilmu dari mentorku, begitu juga aku berharap dari mente ku, dia dapat ilmu dari obrolan kami berdua.
sebenarnya seneng banget dapet ilmu baru, aku berharap banyak tentunya untuk peningkatan kualitas kurikulum sekolah ku.Tentunya butuh praktek kan, alhamdulillah masih ada anak kecil yang bisa diflot buat jadi bahan trial eror, semoga trial jadi hafiz... aaamiinyra.
Jadi sebenarnya sudah sepekan ini berjalan zaid aku jadwalkan mendengarkan murotal surat pendek dari An-Naas-Al Bayinah, ini program sekolah loh, kemarin waktu pembelajaran jarak jauh, Zaid dan teman-temannya sudah sampai surat Al Bayinah, namun Zaid sendiri butuh ektra untuk menghapal Al-Quran, dan jadi pr banget buat emaknya ini.
Alhamdulillah Zaid adalah anak yang mudah, dan mau mencoba terus untuk dapat menghapal surat-surat ini. dan setidaknya sudah dua surat pendek dia hapal, yaitu An Naas dan Al-Ikhlas. Jadi memang metode talaqi ini pas buat anak kecil, kita baca satu ayat atau potongan ayat yang tidak terlalu panjang kita penggal kemudian kita minta anak kita mengulangi apa yang kita ucapkan... Masya Allah beginilah seharusnya memang menghapal buat anak kecil. Aku dulu tidak mengerti kalo talaqi seperti inilah caranya, aku hanya mengira mereka mendengarkan saja kemudian mereka menghapalnya atau mereka mengikuti kita namun bersamaan, jelaslah anak-anak tidak mudah kalau bersamaan karena mereka mesti hanya cuap-cuap saja ketika bukan surat yang dihapal karena tidak hapal, alhasil lambat untuk mengingat dan lambat hapal suratnya.
Untuk mente ku sepertinya aku sudah buat to do untuknya, yaitu mencoba mempraktekan sttpa dan ddtk kepada anaknya sendiri, mengevaluasi mereka, anak-anak sudah sesuai standar pencapaian kah?
kemudian kita akan belajar membuat RPPH. wallahualam itu saja semoga apa yang kita rencanakan bersama bisa berjalan. aamiiyra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar